Rabu, 26 Januari 2011

ADA CINTA DI SEKOLAH

"Ra, Makan??" Aku memandang nasi padang ditangan Andra tak bersemangat, dengan halus aku menolaknya. Andra guru kimia disekolahku, terkenal karena ganteng dan ramah, punya koleksi pengagum segudang....
Disebelahnya ada Petra, guru Fisika yang kalem, tak kalah banyak pemujanya..dua guru muda eksakta yang keren, tapi dengan dua karakter yang saling bertolak belakang. Andra hangat, ramah dan tak pelit memuji. Petra sebaliknya, karakter cool dan eksotisnya justru mengundang penasaran.
"Aku tidak lapar pak, makasih ya?"..Aku sebenarnya belum sarapan, tapi aku tidak tertarik untuk memberi Andra harapan.
Aku jatuh cinta pada sosok kalem disebelahnya...entah mengapa, mata yang dingin itu mengundang sensasi tersendiri dijantungku..selalu bergetar setiap kali tatapan mataku dan dia bersirobok.
Astaga...beginikah rasanya jatuh cinta?
Sayangnya, dia lebih tertarik dengan teori teori Fisikanya, ketimbang menikmati perhatianku. Beberapa kali aku mencoba menawarinya makan bersama dikantin, dan dia selalu menolak tanpa mengalihkan wajahnya sedikitpun dari buku.
Sementara Andra selalu dengan perhatian perhatian spesialnya yang membuat gadis gadis gampang luluh, tapi tidak diriku..rasanya seluruh hatiku sudah diambil alih oleh sosok dingin itu.
"Pak Petra?, mau nasi padang?, Bu Randa menolak nih.." ada nada kecewa tersirat disuara itu.
Petra tersenyum hangat....ooo..owww, senyuman itu..bahkan hampir tak pernah ada untukku. aku sangat terpesona, bisa juga dia tersenyum semanis itu...
Sayangnya tak pernah dihadiahkan untukku....
"Oke ya Pak, saya masuk kelas dulu?, sudah mau bel nih!!" aku tahu tatapan Andra mengikutiku..aku bisa merasakannya.
"Morning, class??" aku berusaha menyapa sesemangat mungkin seraya mengurai senyum.
Aku pernah baca dibuku, kira kira isinya begini ", Tersenyumlah dengan hatimu, dan biarkan orang merasakan betapa dahsyatnya dampak dari senyumanmu itu..", dan aku sangat meyakini kebenaran itu.
Kelas yang dimulai dengan senyum, siswa pasti bersemangat.
"Morning miss," siswa membalas dengan ceria..kecuali satu orang....Ferry, terkenal paling cerdas dan selalu juara umum. terlihat kucel dan sering menguap. dia menutupi wajahnya dengan buku sambil terkantuk kantuk.
"Ngantuk, Fer??" aku bertanya lembut. Ferry tergagap kaget seraya berusaha memperbaiki posisi duduknya.
Mencoba kelihatan lebih bersemangat, namun mataku sudah tak bisa dibohongi lagi.
Aku memulai pelajaran, sambil sesekali melihat kearah Ferry yang sedikit banyak mempengaruhi pikiranku.."Ada apa dengan anak ini?"
Beberapa kali teman sebangkunya mencoba membangunkan Ferry, aku memberi isyarat dengan tanganku,"Sudah jangan dibangunkan...!!" seolah tak terjadi apa apa, akhirnya tanpa sadar Ferry tertidur pulas. seisi kelas heran, baru kali ini sejarahnya ada seorang Guru mengizinkan muridnya tidur dikelas.

"Pagi, bu" jantungku hampir copot rasanya mendengar suara Petra...
Begitu sangat dekat, aku berusaha jaim..tidak mau terlihat ketahuan kalau aku sangat mengaguminya. 
"Maaf, dompet ibu tadi ketinggalan di kantin sekolah"
"Oh iya, makasih..?" Duh salting..kenapa dalam jatuh cinta selalu ada nervous ya?. Dia menyadarinya gak ya?
Hingga sosoknya berlalu aku masih gemetaran.
Sesuatu dari meja Ferry menarik mataku, gambar gambar design untuk iklan...aku menarik diantara buku buku Fisika dan Matematikanya yang bejibun, ada tulisan tulisan dan kliping target yang harus dihadapinya menghadapi World Physic Olympiad yang diinisiasi oleh Prof Yohannes Surya. Ph.D. Agaknya dia memang sangat serius ingin menang di olimpiade bergengsi tinggal international tersebut, ada brosur tentang MIT..Massasuchets Institute Technology...namun aku lebih tertarik dengan gambar gambar kreatifnya Ferry, keren dan aku yakin nilai sellingnya tinggi...
Aku menyimpan rasa penasaranku yang tinggi......
Apa juga yang membuat Ferry menjadi orang yang patah semangat akhir akhir ini?

Aku mendengar nada kesal Petra pada Ferry karena tidak bisa mengerjakan soal Fisika didepan kelas.
"Mana nih, katanya siswa terpintar?, soal segampang ini saja tidak bisa kamu kerjakan?" Petra pedas. Ferry hanya terdiam..sorot mata itu....memohon pengertian. tapi Petra tentu saja tak punya bakat dibidang itu, Lelaki dengan teori pastinya itu pasti tak tertarik untuk membahas yang namanya masalah psikologi kejiwaan, "apa yang menyebabkan siswa pintarnya berubah down sangat drastis?"
Dibalut penasaran, aku mencoba mendengar percakapan mereka dari balik pintu.
"Jadi inipun tak bisa kau kerjakan?, " sedikit mencela...
Aku sebenarnya sudah tidak sabaran, tapi aku pikir ini masih kelasnya Petra..jadi harus menghargai dan menjunjung tinggi etika profesi.
Nanti sajalah....
"Ngapain ngintip?" Andra mengagetkanku.
"Ngga Dra, penasaran aja..ada apa dengan Ferry, dia kan murid terpintar bagaimana bisa sekarang gak semangat begitu?"
Andra tersenyum manis, sambil menepuk bahuku....
"Itu bukan bagian kita Ra, tetap kendali utama ada di orangtua..tugas kita ngajarin aja udah.." aku sedikit tak setuju...tapi ah sudahlah...itu teorinya dia.
"Itu tugas kita juga, Dra.." dalam hatiku berkata.


Entah mengapa bagaimana tiba tiba tersebar bahwa aku pernah mengizinkan Ferry tidur dikelas, padahal kejadiannya sudah hampir dua minggu berlalu. Kepala sekolah memanggilku..
"Ibu Ranian, Ibu tahu tindakan ibu itu tindakan nekad, bisa mempengaruhi mentalitas siswa, bisa jadi contoh yang buruk bagi anak anak disekolah kita bu"
"Saya minta maaf pak, bukannya saya membela diri..tapi kasih saya ksempatan untuk membuktikan bahwa tujuan saya baik, lagipula saya pikir murid murid cukup cerdas untuk mengetahui alasan saya melakukan itu, saya tidak melakukannya disembarangan situasi.." aku tanpa bermaksud membela diri.
"Ibu jangan memberi contoh yang buruk pada anak anak.."tegas kepala sekolah.
"Lalu contoh yang baik yang bagaimana pak?, menghukum setiap kali mereka melakukan kesalahan tanpa melihat sisi kenapa mereka melakukan itu?, bukannya itu justru makin merusak mentalitas mereka?. maaf pak, saya samasekali tak setuju, jika hukuman selalu jadi alternatif setiap kali murid melakukan kesalahan" aku menentang mata kepala sekolah.
"Dan mereka juga harus mempertanggungjawabkan setiap konsekuensi yang mereka buat setiapkali berbuat salah, itu wajar.."
 "Bagaimana kalau kesalahan sistem itu datangnya dari kita para guru pak?", aku makin menatap kepala sekolah tajam.
"Maksud ibu?"
"Saya tidak setuju jika hukuman selalu jadi alternatif ketika murid melakukan kesalahan, mereka masih labil pak, saya kira motivasi dan pendekatan lebih dari cukup untuk mereka"
"Ah..sudah..sudah, lain kali jangan begitu lagi ibu" dengan nada mengusir, kepala sekolah kehilangan kata kata..
Andra tiba tiba sudah dibelakangku..
"Kena semprot ya Ra?"..aku tidak menjawab, mungkin kalau Petra yang bertanya akan beda ceritanya..........

Ferry.....
Aku melihatnya keluar dari toko buku Gramedia, dengan sigap kuletakkan buku EMOTIONAL BLACKMAIL karangan Susan Forward Ph.D..
 Ferry terlihat surprise melihat tiba tiba aku muncul dihadapannya.
"Borong nih Fer??", Aku melihat Ferry menenteng banyak buku..aku cek...FISIKA semua.
"Mau jadi ahli fisika nih?" aku lihat segurat perubahan wajahnya..redup..tak bercahaya. cowok yang terkenal jenius itu kehilangan aura kebintangannya.
Mungkin akulah yang paling mengerti bentuk perasaannya saat ini.
"Mau makan?, Ibu yang traktir.." Ferry tak menolak sedikitpun.
Kami melangkah ke Texas Chicken, Aku memesan dua paket nasi, sop dan wings.
Bola matanya masih menyimpan kesedihan..hatiku kembali tergelitik.
"Sebenarnya ada apa denganmu Fer?, banyak perubahan buruk terjadi padamu akhir akhir ini..". Ferry hanya terdiam, menghela nafas panjang.
"Saya tidak mau masuk MIT bu, saya ingin kuliah dan bekerja di advertising.."
Ooohh..sekarang aku tahu jawabannya, tinggal selangkah lagi...mengadakan pendekatan dengan orangtuanya.
Pada mulanya orangtua Ferry kecewa berat, orangtua Ferry sangat bangga dengan lulusan MIT, tapi aku bilang bahwa jaminan kebahagiaan Ferry terletak pada bagaimana dia menjalani hidupnya, dia akan sukses dimanapun dia berada asal menjalani profesinya dengan penuh cinta...

Ferry sudah kembali ceria, aku bahagia anak cerdas itu menemukan kembali hidupnya. Petra mulai respek, mungkin sebelum sebelumnya dia hanya menganggapku sebagai cewek yang datang dengan modal tampang, tapi isi kepala kosong...
Aku merasa...it's show time...
Kami berdua memandangi pantai, aku merasa surprise dan tersanjung saat dia mengajakku jalan menyusuri pantai.
"Makasih ya?" aku tak bisa menyimpan perasaanku..
"Makasih untuk apa?"
"Sudah mengajakku jalan jalan, sudah lama nih gak kemana mana.."Bohong...padahal aku selalu jalan kemana mana. Petra hanya tersenyum...tapi aku baru menyadari...senyuman itu pertama kali untukku..benar benar pertama kali.
"Makasih juga ya ?"
Aku mengernyitkan kening..."Makasih apa?"
Petra mengeluarkan selembar kertas yang sudah digulung gulung, curahan hatiku..
"But now i know...
You never want me at all
And i realize, i'm just your friend like anybody else.." Hahaa...aku tersipu malu.
"Aku tau perasaanmu gara gara ini, dibelakangnya ada namaku, kata siapa kamu hanya teman biasa?" senyumnya makin lebar...ooh GOD, aku merasa melayang terbang tinggi diawang awang.
"Aku juga sudah lama jatuh cinta sama kamu, hanya saja inilah caraku memberitahukan perasaanku.."menggenggam tanganku lembut. Ternyata pak guru cool ini bisa juga romantis, aku memasang headset ditelingaku dan memasang sebelahnya ditelinganya..lagunya Bunga Citra Lestari "Tentang Kamu" mengalun romantis...
Ah..aku merasa jadi orang yang paling bahagia.
"Aku sayang kamu, Pak Guru" aku berbisik pelan..
 "Aku juga sayang Bu Guru!" Kurasakan genggaman tangan Petra makin erat, kami berjalan beriringan menyusuri pantai.

_ MEYRIST_































































Minggu, 16 Januari 2011

SAMOSIR, AKU PULANG


Hari ini...
Terpaku aku pada hening. sendiri aku melewati malam ke malam lain, dari satu sepi ke sepi yang lain..
Hatiku berusaha tegar menanti, ketika sepotong janji kupegang erat. Berjanji akan pulang demi cinta kami. Kata orang rindu itu indah...tapi bagiku indah hanyalah ketika dia kembali untukku.
Aku ingin menatap bintang dimatanya, berteduh didamai hatinya...
Aku percaya akan ada saat itu dimana saat mentari Danau Toba begitu bergairah...
Saat kami bermain air di Pasir Putih
Meskipun dihadang ombak hati kami akan selalu bergandengan..
Suatu saat..kami akan bercerita tentang masa depan, masa lalu, cinta....
Intan tersenyum sendiri membaca goresan usang di meja kerjanya, rasanya masih seperti beberapa bulan kemarin Intan menulis puisi waktu pertama kali Alex akan melanjutkan mengambil spesialis di Brooklyn, Amerika. Teringat memori waktu masih SMU di SMU Santo Mikhael, Pangururan. SMU katholik yang eksotik yang berlokasi didekat pantai yang berhadapan langsung dengan Danau Toba yang menarik. Sekolah rasanya jadi tak pernah membosankan karena sudut pandang pantai yang manis jadi penghibur nan manjur, apalagi pada jam jam terakhir pelajaran biasanya dari ruang tata usaha sering mengalun lagu lagu pop terkenal, jadi tidak mengantuk pada saat pelajaran terakhir.
"Aku merindukanmu, Lex!!" hembusan nafasnya pelan.
Laki laki itu sudah begitu jauh sekarang di negeri seberang, entah masih ingat atau tidak dengan dirinya. tujuh tahun menjalin hubungan, tiga tahun long distance..hanya by phone....entah Alex setia disana?. sudah tiga bulan tak ada khabar sama sekali....tapi Intan mencoba berfikir positif, Mungkin Alex sedang konsentrasi pada tesisnya hingga tak bisa diganggu. Dia percaya Alex setia, lelaki setampan itu....sudah bertahun tahun dikenalnya, sudah banyak gadis mencoba menaruh harap namun Alex tak pernah bergeming sedikitpun. Alex...adalah laki laki terbaik yang pernah ditemuinya, perjuangan cowok itu untuk mendapatkannya dulu patut diacungi jempol.
Intan menghela nafas panjang....memutar pandangan ke seluruh ruangan kantornya, hatinya hampa sekali, tidak saja karena ketidakhadiran Alex disisinya, namun juga sebongkah beban lain menaunginya....
Orangtua Intan menyuruh Intan pulang untuk mengenal lebih jauh lagi dengan paribannya, pasti ujung ujungnya mengarah ke pernikahan...ooooh tidak...Intan tak sanggup membayangkannya...Alex adalah lelaki sempurnanya, tak boleh ada yang menggantikan posisi Alex dihatinya..... Lagipula lelaki itu pasti sangat membosankan dengan teori Fisikanya, dengar dengar dia Guru Fisika, dan dengar dengar dia juga charming...Ahhh...tapi apa hebatnya dia hingga mama begitu ngotot menjodohkan Intan dengan paribannya itu?.
Intan sayang Alex...titik...dari dulu dia ingin sekali menjadi nyonya dokter, dan Alex memenuhi syarat itu. Lelaki nyaris sempurna yang dikenalnya dari bangku SMU, sudah menjadi idola semenjak masa sekolah...Intan bangga Alex menjatuhkan pilihan pada dirinya....
Intan juga sebenarnya cewek yang bisa dikategorikan sukses, menjadi penulis novel best seller dan membuka kantor penerbitan sendiri, karirnya menanjak cepat. human relationshipnya yang bagus ditambah face yang memikat, wajar dirinya juga banyak diidolakan kaum adam.....
Intan tak mampu membayangkan, bagaimana dia akan meninggalkan semua kesuksesan ini dan kembali ke samosir?, menjadi ibu rumah tangga...oooh...noo...
Dengan seksama dikelilinginya seluruh ruangan, minimalis tapi didesain dengan gaya campuran retro dan modern, kesannya eksotis dan elegan. Ada seperangkat sofa mewah, TV, rak tempat majalah dan buku, beberapa lukisan mahal menghiasi dinding. Ini buah perjuangannya dulu....Mama sempat melarangnya menjadi penulis, kata mama itu takkan pernah menghasilkan materi yang cukup...jelas, mama salah. Hasilnya sudah dirasakan Intan sekarang.."Mama salah, aku takkan pernah meninggalkan Medan!" hembusan nafasnya panjang.
"Kapan lagi kutulis untukmu, tulisan tulisan indahku yang dulu..", ringtone hpnya berbunyi. Mama....
"Mah...aku sibuk", membuat nada suaranya berat sedemikian rupa, dia sudah hafal arah pembicaraan mama. Membujuknya pulang untuk dijodohkan dengan Andry, sang guru fisika.....
Entah apa hebatnya lelaki itu, sampai mama begitu sangat terpikat. Padahal dengan Alex yang menarik dan kharismatik aja, mama tidak sebegitu terpesonanya...Hmmm...Kepala Intan mendadak pusing.
Tapi mama tak seperti biasanya, kali ini mama tak membujuk atau membahas masalah paribannya itu. mama hanya menanyakan khabar, tapi nada suaranya jelas beda...seperti ada beban tersembunyi. Ini diluar kebiasaan mama, pasti ada sesuatu....
"Tan..??" sesosok wajah tampan muncul, menghentikan lamunannya.
"Ada apa Rin?", tatapan Intan masih kosong, telepon mama yang misterius tadi cukup mengganggunya.
"Makan yuk, jam makan siang nih!"
Intan hanya mengangguk setengah hati...
"Ayam goreng atau Pizza???" Rindu menawarkan dua opsi. Intan memilih menu ayam goreng, suasana foodcourt tampak teduh.
 "Ada apa, Tan?" memandang wajah Intan lekat.
"Mama, menyuruh aku pulang ke Samosir!" Intan dengan wajah muram.
"Ya pulanglah, kan tinggal libur..kantor kau yang punya kok..!"
"Masalahnya...aku dijodohkan"
"Dengan..??" Rindu dengan pandangan menyelidik, ada getar suara tak rela.
"Guru Fisika..entah apa hebatnya..!" Fiuuuhh...Intan menghela nafas panjang.
"Pariban??"
"Hmm...."
"Mama sudah tau kau punya pacar?" lagi lagi Rindu penasaran..Intan mengangguk kalem, tapi mamanya tetap ngotot agar Intan lebih memilih Andry. Laki laki yang sangat baik menurut mama...Alex juga baik....
Alex jauh lebih baik dari Andry......Intan yakin itu. Alex belum pernah menyakitinya sama sekali.
Rindu menatap tajam mata indah milik Intan, "Satu satunya jalan, kau harus menyuruh Alex pulang..".
"Whaaaat...No..no, masalah ini masih bisa kuhandle, aku juga bisa ngatasin Andry sendirian kok, kasian Alex kalau sampai studynya berantakan cuma gara gara ngurusin masalahku yang seperti ini...Aku akan pulang, akan kuhadapi si Andry..Andry itu".
Tiba tiba semangatnya membara........

Tiba di Samosir......
Lelah tak mengurangi keinginannya untuk menelusuri petak demi petak pematang ladang di Sihusapi, mama terlihat begitu tegar dibakar terik matahari. tak ada yang berubah, wajah tegarnya kian menampakkan gurat ketuaan, tapi kelihatan bercahaya, sama seperti bapak juga..masih energik dan sigap diusianya dipenghujung senja.
"Ma....!" Intan teriak diantara hembusan angin, suaranya tampak bergema. Mama tersenyum, wajahnya tampak sumringah...
"Datang juga kau" Intan mendekati mama seraya membantu mencabuti rumput liar disekitar pematang ladang.
Hpnya berbunyi, "Alex.." disaat yang tidak tepat..kenapa harus sekarang dia menelepon?.
Intan mereject panggilan Alex, sungguh....andai bisa dipilihnya waktu dimana Alex akan bisa meneleponnya menumpahkan rindu.
Intan menelan ludah dengan susah payah.....

Sudah hampir seminggu Intan di Samosir, tak sedikitpun mama maupun bapak menyinggung soal perjodohannya dengan si Andry andry itu...ah masa bodohlah...malah bagus kalau mereka tidak pernah menyinggungnya sama sekali, Intan bisa konsentrasi menata masa depannya dengan Alex...
Lagipula toh mama tidak menyuruhnya pulang ke Samosir, dia sendiri yang memang ingin pulang. sejenak berhenti dari rutinitas kantor, alangkah leganya....setiap sore dia menghabiskan waktu memandangi bukit bukit hijau dari Sihusapi, kalau sudah bosan dia akan turun kebawah menuju ke danau toba, dan menikmati air danau toba yang bening...dari berbagai wacana yang dibacanya dibeberapa media massa, banyak yang mengatakan danau toba sudah tercemar, terpolusi, banyak menyimpan limbah..ahhh..kata siapa, buktinya danau toba yang dilihatnya masih danau toba yang bening dan bersih, hanya saja mungkin pengelolaannya yang tak maksimal, sehingga aura wisatanya sebagai salah satu tujuan wisata dunia menjadi tak terlihat. Danau toba masih elok, hanya saja kurang dibenahi manajemen wisatanya...jadi terlihat liar..tapi masih tetap indah.
Hpnya berbunyi...Alex
"Sayaaaanggg...!" Intan berteriak kegirangan saking bahagianya, suara itu sudah sangat dirindukannya.
"Hi Cinta.."
"Kemanaa aja..." Suara Intan manja.
"Disini aja sayang, cuma lagi sibuk ngurusin tesis, so difficult.." Entah kenapa suara itu terasa makin dekat.apa karena Intan terlalu kangen?.
Intan berdiri menggenggam erat hpnya, hatinya terharu oleh rasa bahagia...aaah..andai saja Alex bisa merasakannya. dengan lincah kakinya menari nari dipesisir pantai, seolah ingin menumpahkan rasa bahagianya.
"Sayang..bilang kalau kamu kangen..!" Intan manja.
Sesosok tubuh memeluknya dari belakang, bau tubuh yang dikenalnya dengan aroma khas. Alex
Astagaaa...mimpikah ia?, tapi pelukan itu...seolah nyata....
Tapi benar benar nyata......Intan tidak sedang bermimpi....
Tapi sekejap dilepaskannya, Alex kaget. "Kamu nggak kangen?", "Kangen sayang..tapi ini di Samosir, bukan di Medan atau di Jakarta, culture itu masih sangat kuat..nanti kena omelan sekampung kalau kita pelukan".
"Aneeeehhh..!" Alex mendesah kecewa. matanya memancarkan sinar kerinduan yang sangat dalam. Intan bisa merasakannya.
Intan menggenggam tangan Alex hangat "Nanti kita cari tempat dimana kamu bisa meluk aku sepuasnya..". Janjinya.
Alex hanya terdiam.
"Kami ada libur, tadinya sih aku pengen main ke Thailand, liburan disana..tapi begitu Rindu cerita kamu mau dijodohkan..aku langsung gak pake mikir panjang lagi. Kamu segalanya buat aku...!". Intan memandang wajah Alex penuh haru.
"Aku cinta kamu Lex, kita tidak akan pernah berpisah..!"
"Iya dong, aku sudah jauh jauh kesini, masa untuk melihat kamu terpisah dari aku?" sinar kesungguhan tampak dimata Alex. Intan makin jatuh cinta.
"Aku punya sesuatu buat kamu..." Alex memberikan bingkisan mungil. "Apa ini sayang?"
"Itu poem kamu yang terakhir, manis. jadi aku ketik dan aku buat frame.."
Intan tersenyum manja.
"Ditanah rantau...tiga orang menjadi temanmu
Dua orang menjadi sahabatmu
Maukah engkau pulang untuk satu orang yang mencintaimu?"
Intan menyandarkan tubuhnya ke bahu Alex, menikmati indahnya debur pantai danau toba. menggenggam tangan Alex seolah tak ingin terpisahkan.

Intan kenal Alex pertama kali waktu di SMU Santo Mikhael, Intan suka curi pandang, Alex dikelas yang berbeda. Wajah Alex imut..gemesin..gak bosen buat diliatin.cowok itu pengibar bendera cinta pertama dihatinya.
Suatu kali tanpa sengaja, Intan kegap curi pandang....Alex tersenyum maniisssss...susah bagi Intan melupakan senyuman itu. Alex sempat jatuh cinta dengan cewek lain, namanya Ashanti..Cantiiiiik banget. Intan jelas bukan apa apanya. tapi kemudian mereka putus...fiuuuuh...lega rasanya Intan. Alex bukan lelaki keturunan batak, dia murid pindahan dari Jakarta. wajahnya kalem tapi tatapan matanya tajam mempesona, ditambah dengan prestasinya yang memang ok punya. Alex langsung jadi new idol di seantero sekolahan, sifatnya yang ramah dan suka menolong menjadi nilai yang plus plus, cewek cewek berlomba menarik perhatian cowok macho itu. Suka bertanya tentang suku batak pada Intan.
"Tan..disukumu ada..itu yah..pariban namanya?" waktu itu di kantin sekolah.
"Hmm.."
"Emang harus nikah sama pariban?" rasa ingin tahu Alex yang blasteran jawa sunda muncul
"Kagak ah..kate siape?"
"Ya ka te em dong ah.." goda Alex menirukan iklannya Inul Daratista.
"Nggak..gue serius, maksudnya kalau gak harus sama pariban, berarti kemungkinan lo nikah sama gue kan bisa sembilan puluh persen...", kesannya becanda tapi gurat wajahnya menampakkan keseriusan.
Intan langsung menanggapinya "Kamu nembak aku???", Alex sumringah tapi dengan sigap menundukkan kepala. Intan tersenyum simpul...Itu awal bersatunya perasaan mereka. saling merasakan ketertarikan satu sama lain. tahun demi tahun, Alex masih tetap dengan pesona yang sama...namun rasa sayangnya pada Intanpun tak pernah berkurang.

"Ma, aku pulang ke Medan..!" Intan tiga hari kemudian. Toh mama juga tidak mensinyalkan sesuatu, termasuk hubungannya ke depan dengan "pak guru" itu. sosok itu juga tak pernah muncul...kemana dia?, Ah..bodoh amat.
Mama mengiyakan dengan raut wajah yang tidak menyiratkan apa apa. Aneeeh..kenapa malah jadi penasaran ya Intan dengan sikap mama yang seperti itu?.
Akhirnya Intan pulang dengan suatu tanya tak terjawab....
Bus Pribumi dari Pangururan sudah datang, Intan menyetop....disampingnya ada seorang pemuda berkacamata hitam, parlente, kulitnya bersih. Hmm..tetap lebih ganteng Alex..bisik hatinya nakal. Alex sendiri pulang hari itu juga beberapa hari yang lalu, setelah memastikan Intan tidak akan ada "affair" di Samosir...
Cowok itu membuka kacamatanya....melirik sekilas Intan yang memasang wajah tenang. "Dari mana tadi to?", "Dari Simarmata..!" menghela nafas panjang. "Ito?", "Aku dari tempat dimana ito bisa mengenal aku sekarang!", Intan mengernyitkan kening penasaran, aneeeh banget jawabannya.Intan memilih diam. Mereka saling diam seribu basa untuk waktu yang agak lama. Cowok itu kembali mengenakan kacamata hitamnya dan tertidur.
Sesampai di Siantar, laki laki itu turun...ada sesuatu yang tertinggal....Agenda..pasti penting. Intan membuka buka..hmmm...goresan biasa aja, tidak ada skedul atau agenda penting..hanya tulisan tulisan iseng.
"Really..Nothing special about me...
>>Hidup hanya numpang lewat,,mengenal Dunia adalah suatu Keajaiban, tetapi dilahirkan ke dunia juga penuh dengan kesusahan.
>>tak ada kesenangan SEJATI kulihat ,,semuanya hnyalah masalah dunia dan kepentingan ,,kekayaan, rupa,
bakat, power, ego,sosial,kepintaran,
kerjaan,wanita,kemiskinan,cacat,penyakit,kelemahan,kegagalan,..dsb, apapun yg anda/saya miliki akan sirna berlalu saja.,datang dan pergi.!,
>>menurutku tak ada alasan bagi setiap orang untuk menyombongkan diri atas apa pun yang dimiliki dan telah dicapainya,karena tiap insan adalah mahluk LEMAH dan punya Limit.."

Ruang & waktu terus berputar dan berjalan,,aku hanyalah setitik debu diantara milyaran bintang, jutaan galaksi..,tapi aku yakin satu Kebenaran SEJATI..! TUHAN, tetap setia pegang tanganku melewati semua gelombang/peranan hidup ini, sampai tiba di kelak gerbangMU, masuk kemahMU..,
disanalah SUKACITA SEJATI dapat kutemukan kelak.!!!" Kata katanya menyentuh hati Intan...laki laki ini?, siapa dia?. Intan membolak balik agendanya, tidak ada nama atau nomor hp pemiliknya. Intan memasukkan agenda tersebut kedalam tasnya..kelak mungkin akan berguna.





Matahari sudah lama sekali kembali ke peraduannya, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. tapi mata Intan masih tak bisa diajak kompromi...sekilas kembali dibukanya agenda cowok misterius itu, penuh dengan puisi puisi, tapi tidak melulu puisi cinta, puisinya universal..ada tentang kebersamaan, persahabatan, hubungan dengan Tuhan dan...Samosir.
Matanya seolah ditarik untuk melihat baris demi baris lembaran agenda tersebut, menarik...karena bisa jadi dia bukan seorang penulis.
Ada nomor hpnya terselip diantara goresan goresan usang, entah kenapa Intan yakin kalau laki laki itu yang bernama Robert Andry Sinaga, diantara banyak goresan goresan nama, nama itu seperti menarik narik untuk diakui.
"
If you want to trek, swim, explore traditional Batak villages, soak in hot springs, party or just chill with some cool local people, Pulau Samosir is your Eden.", tulisan iseng terbaca oleh Intan, tapi lagi lagi mengusik.
Sudah jam dua pagi tapi rasa penasarannya tak dapat menunggu, di hubunginya nomor hp tersebut. Suara dari sana malas malasan mengangkat, nadanya setengah terlelap.
Tapi rasa penasaran Intan tak dapat menunggu, laki laki ini pasti orang yang cinta betul dengan dunia menulis.
Setelah itu  terdengar nada putus, cowok itu mematikan teleponnya. Intan suntuk, sms Alex...Alex langsung menghubunginya ", Sudah hampir jam tiga pagi, kenapa belum tidur?", Intan mengeluh Insomnia. Alex menjawab "Nanti kubelikan buku mengurangi Insomnia, sekarang istirahatlah..!". Intan mendengus kesal, bukan itu yang dia mau.


Telepon Mama...Fiuuuh..selalu saja tak punya alasan untuk menolak, mama menyuruh Intan balik ke Samosir. Mama.....mentang mentang Intan yang jadi direkturnya, seenaknya saja menyuruh pulang..memangnya kerja dikantor sendiripun tak butuh loyalitas apa?",..Manja...pikirnya sejenak.
"Pulanglah dulu kau nang, Amangborumu datang dari Jakarta..ingin sekali melihat wajahmu...!!!"Mama dengan nada memelas.
"Iya deh..aku pulang" Intan luluh.......
Tapi awas aja kalau sampai dijodohkan, akan disuruhnya Alex membawanya kawin lari sekalian.

Laki laki yang dijumpainya di mobil Pribumi tempohari, ternyata dia...........
Ganteng sih..lumayan, tapi tak menjadikan Intan cukup punya alasan untuk memilih Andry. Dihatinya sudah tertanam kuat segala kebaikan dan pesonanya Alex.
Amangboru dan namborunya menatap kagum "Cantik ya ?", memandang wajah gadis itu berbinar.
"Kalau namboru bermaksud untuk menjadikan saya sebagai menantu, maaf saya sudah punya pasangan", dengan nada tegas.
Kedua orang tua Andry saling berpandangan dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti.
 Andry mengajaknya berbicara diluar rumah, mereka menuju ke kawasan Hotsprings, bau belerangnya menusuk. pemandangannya indah, tapi Intan tak mampu menikmatinya...
"Maksudnya apa coba menjodohkan kita?, memangnya ini zaman Siti nurbaya apa?, memangnya zaman kuda makan batu?", Andry terdiam sejenak.
"Tapi aku menerima perjodohan itu, aku merasa kita akan jadi pasangan yang cocok..!"
"Kata siapa?" suara Intan menaik, nadanya kesal. Teringat Alex..enak saja dia mau merusak hubungan manis Intan dengan Alex.
"Memangnya tidak ada gadis diluar sana yang mau sama kamu?"nada suara Intan pedas.
"Ada..banyak, yang mau sama aku banyak...!" Andry optimis
"Nah lho...kenapa musti aku?"
"Aku hanya ingin kamu kembali ke Samosir, banyak yang bisa kamu lakukan disini. Kembangkan bakatmu dari sini, bangun desa kita...Aku miris setiap kali melihat orang Samosir yang sudah sukses tidak mau kembali ke tanah kelahirannya bahkan untuk sedikit mengabdikan ilmunya.."Andry dengan nada berwibawa.
"Gak usah sok idealis, kamu pikir aku bisa jadi apa disini?. dan kenapa harus menikah denganmu?, karena aku satu satunya pariban kandungmu?, Aku bisa peduli Samosir tanpa harus pulang!". Intan dengan nada menantang.
"Really, belum ada buktinya tuh.."
"Akan kubuktikan.." tantang Intan pedas.
"Intan...!!!" Andry berteriak keras.
Intan menoleh tapi tidak menjawab, wajahnya ketus. "Aku mencintaimu...". Duaaar..sendi sendi tulang Intan mau lepas rasanya. "Whaaaaat"
"Aku hanya ingin memberikan sesuatu untuk desa ini, dan disisiku ada perempuan tangguh dan hebat seperti kamu untuk mendampingi..!"
"Paraaaah lo...!" Intan ingin menangis rasanya.
"Cepatlah pulang, kalau tidak mau aku diambil orang" ancam Intan melalui email ke Alex. Dia tidak akan pernah mau pulang ke Samosir, menjadi ibu rumah tangga , menjadi istri seorang Guru Fisika...Neveeer. Impiannya adalah menjadi istri seorang Dokter dan melanjutkan karir yang dirintisnya susah payah. Andry jelas didiskualifikasi untuk menjadi pasangan hidupnya.
Bukan dia...dan bukan di Samosir tempat dia akan menghabiskan waktu sepanjang hidupnya....
Tak ada balasan dari Alex hingga berminggu minggu kemudian, Intan jelas merana..namun Intan masih percaya kalau Alex pasti masih sanggup untuk setia.
Hpnya berbunyi..nomor Andry..sialan. direjectnya....iseng iseng dibukanya file photo photo di facebook Alex, sebelumnya tak pernah dilakukannya..
Ada sesosok wajah manis menggelayut dibahu cowok terkasihnya itu.
"Nara Stania.." Huh..??, siapa dia?..bahasanya juga mesra, pake Hun atau honey...darah didada Intan menggelegak.
"Jadi selama ini?"
 Berganti ganti wajah Andry dan Alex menghiasi..pertandakah ini Tuhan?...

"Siapa Nara?" Intan tak ingin berbasa basi lagi...
"Nara itu...ha..hanya teman"Jelas sekali suara Alex gugup
"Bagus sekali ya, teman bisa bilang honey, peluk pelukan" Intan emosi tingkat tinggi.
"Nara hanya numpang lewat dihidup aku Tan, kamu taulah..aku dinegeri orang, kesepian, tapi hatiku hanya untukmu percayalah.."Alex mencoba membela diri.
"Kamu pikir aku nggak?, tapi harusnya itu jadi proses buat kita..tapi...ah..sudahlah."Intan terisak.

Mungkin memang Andry yang terbaik..........Intan mencoba mengambil hikmahnya, mencoba mengenal laki laki itu, mendalami pola hidupnya yang selama ini tak pernah Intan kenal. Biarlah waktu yang mengaturnya...Mudah mudahan laki laki itu belum mengubah keputusannya.
Sepanjang perjalanan Intan senyum senyum sendiri, kalau dipikir pikir Andry manis juga, lalu profesinya sebagai guru...apa ada yang salah?, dia juga kelihatan smart dan berkarakter, tidak kalah kualitas dengan Alex yang ambil kedokteran di Brooklyn. mudah mudahan selembar puisi ditangannya bisa menjadi hadiah yang manis buat laki laki itu.
Yang pertama ditujunya adalah rumah Andry, kosong...kemana dia?, biasanya jam segini sudah pulang sekolah...Ah..nanti sajalah, sore Andry pasti dirumah...
Mending ke Danau toba..ngadeeeeem, sambil menikmati air danau toba....sesampainya di bebatuan sesosok wajah yang sangat dia kenal tengah asyik bercengkerama dengan gadis lain...gadis itu bersandar manja memeluk Andry...shit...sialan, hari ini sudah dua kali dia dikhianati..Intan tak kuasa menahan tangisnya. Andry sempat mengejar....gadis yang disampingnya menatap penuh tanda tanya. selembar kertas diambil oleh gadis itu "Jika cinta, maka biarkanlah ini jadi cinta. Hatiku kini miliknya Tuhan tolong..jangan jodohkan dia dengan yang lain?"..
"Ini calon eda, bang?" Gadis itu sumringah, Andry merebut kertas tersebut dari tangan gadis itu dan tersenyum sumringah. "Intan cemburu, dia pasti salah paham".

Dan satu masa......
Kita bertemu dari sudut pandang yang berbeda, situasi yang mungkin berbeda juga
Hanyalah perasaan yang membawamu kesini, tak ingin pulangkah kau ke hatiku?
Itu tanyamu ketika itu...
Aku masih tak punya alasan untuk membalas perasaanmu...

Namun kau berkeras, kita pasti bisa bersama...
Aku berlari dan pergi, Kau memilih menjagaku, seolah kau tak takut suatu waktu aku akan kembali melukai perasaanmu..
Katamu cinta dan aku hanya tertawa....

Aku tetap pergi, namun kau tetap menjagaku....
Memelukku erat saat aku terluka, menghapus airmataku saat aku gundah..
Kau tak pernah meninggalkanku.
Aku yang memilih pergi.....

Akhirnya kau juga pergi dan menjauh....
Sejenak aku lega...tapi mulai merasakan kosong
Bertemu dengan orang yang berbeda, dan terkhianati..
Tak ada yang setulus hatimu...Adakah ini karma?

Percayalah...pulang ke hatiku ketika kau ingin pulang..
Kapan saja ketika kau sudah merasa lelah terbang, biarkan hatiku menjadi ranting tempatmu berteduh...itu katamu.
Karena cinta pasti tak akan goyah ketika yang menjaganya adalah dua orang...
Selama itu bukan dari kamu, seburuk apapun yang akan kudengar, aku akan tetap percaya padamu..itu juga kata katamu...

Tapi mungkin kau sudah lupa, sudah satu purnama tak kau tanyakan khabarku...
Aku mencoba menghibur diriku sendiri...Aku bisa tanpamu, dulu juga aku baik baik saja tanpamu...
Tapi mengapa melihat bayanganmu menghilang, hatiku remuk?.
Melihat kau dicintainya, aku sesak.....
Mengapa aku terlambat menyadarinya?

Semua tentangmu indah...baru terasa setelah kau pergi..
Suatu saat jika aku jatuh cinta sekali lagi...
Aku akan mengejarnya, seperti kau mengejar cintaku dulu.....

Buat : Lelaki Terindah "Aku menyebutmu begitu...!!!"

Goresan itu ada di meja kerjanya, entah siapa yang meletakkannya disana. Namun hati Andry sudah bisa menebak siapa pemilik puisi itu...
"Tunggulah Intan, aku akan mencarimu. dan kelak kalau kau sudah kutemukan, aku tak akan pernah membiarkanmu pergi seperti ini lagi..", bisik Andry pelan.
Seseorang memeluknya dari belakang, "Kata siapa aku akan pergi?, aku akan tinggal di Samosir, menemani seseorang yang sangat menyebalkan dan bikin aku menangis", aliran darah ditubuh Andry menghangat seketika. menyentuh tangan Intan.
"Aku tidak romantis Intan, tapi semua yang ada didiriku boleh kau miliki, aku tulus jatuh cinta padamu.."
"Iya pak guru, aku percaya..puncak pendakian cita cita tak akan pernah berakhir, tapi kita akan meraihnya bersama sama..!" senyum Intan sumringah.
"Mau membantuku diladang?"
"Hmm...siapa takut???" Intan mantap menatap masa depannya di Samosir, bersama dengan orang yang mulai dicintainya.

                                                                 THE   END