Sabtu, 07 April 2012

SAMOSIR DALAM CINTA


Meyrist Thanks to :

Tuhan Yang Maha Kuasa, atas bimbinganNya..kadang kadang disaat melewati masa masa yang menjemukan, masa masa transisi dan masa masa stuck. Dua orang terpenting dalam hidupku Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas cinta, dukungan yang luar biasa. I love you so much…Terimakasih selalu percaya aku akan bisa melewati masa masa ini, tiga orang adikku yang selalu sabar menerima kekuranganku sebagai seorang kakak, u’re the greatest all.LEUTIKAPRIO, yang kupercayakan menerbitkan novel ini, terimakasih karena dengan luar biasa selalu meluangkan waktu untuk membimbing aku dalam menulis novel ini, mbak Ninan, my best editor karena selalu dengan tidak bosan dan telaten mengedit naskahku, mbak Nurhaeti Y, penulis 25 buku populer yang bersedia meluangkan waktu mendengarkan curhatan saya sekalipun mengaku bahwa novel bukanlah bidangnya.
RAJA SIMARMATA, Hmm…adalah sosok ini yang menginspirasi saya menulis novel ini, karakternya, totalitasnya dalam persahabatan, kegigihannya berjuang untuk perubahan SAMOSIR, kepeduliannya pada orang orang disekitar…really inspiring, love your attention so much “angkel”, tempat dimana saya selalu bisa bertanya disela kesibukannya yang menurut saya padat, tempat saya terinspirasi memulai “halaman demi halaman” dalam novel ini, Tiga kalimat yang selalu mensupport saya, “You are not alone”, “Keep spirit” dan “Fokus”, Thank you so much, karena mungkin kamu adalah orang yang selalu percaya bahwa saya pasti BISA saat orang lain meragukan kemampuan saya.Keluarga Besar FOCOLARE MOVEMENT Indonesia, tempat dimana saya memulai kehangatan persahabatan dengan kasih, ada Caloy Adan, Joseph Leung, Eileen, Labudes Sitepu, Paul Segarra, Ka Margareth Pasaribu, Safi, Monika, Desman sinaga, Aris, Getse nadeak, dan teman teman yang lain yang kalau dituliskan akan penuh satu buku.Adik adik saya yang tulus, baik hati, ganteng dan cantik…hihihi, ada Boston J Sipayung, Flora Sipayung, Kartomo Simarmata, Amudi Saragih, Herna Niva Sihombing, Yusuf adi sahputra sitohang, Mery Galingging, Ani Situmorang, Semoga kalian semua sukses yah…..Buat all of SIMARMATA FAMILY, terimakasih untuk dukungan yang luar biasa pada saya dan keluarga, terutama tulang dan nantulang Oppung Riris, mauliate godang disiakka pambahenan..Buat Charles Simarmata dan Eldwin Limbong, Panitia REUNI ALUMNI SMPN SIMARMATA 2012, Ito Arles Manik, Ito Chandra Simarmata, Ito Arie Simarmata, Ito Arliun Sipayung, Ito Edward Turnip, yang sering mensupport saya..Novel ini akan aku persembahan bagi kemajuan alumni kita, kalian juga sangat menginspirasi hidup saya, persahabatan dan kisah kisah yang unik akan menjadi kisah manis dalam novel ini.Akhir kata, untuk pembaca yang akan membaca novel ini, yang pernah mengalami kisah, suka duka dalam novel ini, mungkin saya hanya terinspirasi saja, mohon kritikan ke msitungkir5@gmail.com. Akhirnya, saya juga mau katakan, bahwa apa yang tertulis dalam kisah ini bukanlah kisah nyata, mungkin lebih kepada terinspirasi….tapi sebenarnya ini hanyalah FIKSI.
Gbu all…..


Pre-story :Pernah menemukan sifat ini pada diri temanmu?, “mandiri” bahkan terlalu mandiri hingga merasa tidak butuh siapapun dalam hidupnya?, dan memang hampir selalu mampu mengatasi tiap masalah sulit dengan caranya sendiri, dia akan menertawakan setiap orang yang menangisi diri karena patah hati, baginya itu “enggak” banget, tapi bagaimana ketika kemudian tanpa dia sadari dia yang “masuk” kedalam bagian itu, dan tanpa dia sadari meski berusaha terlihat tangguh, dia juga membutuhkan orang itu…seseorang yang semestinya ADA untuknya. Meskipun kadang terlihat kuat, perempuan juga tetap mencari bahu untuk bisa bersandar….

 PART 1
Pasir PutihSharon yang baru pulang dari Jakarta, tepatnya “kabur” dari kebisingan Jakarta..sedang mencoba menata kembali hatinya yang remuk.Ulah Fandy, adalah teman sekantornya di Mata Advertising, yang sekaligus Creative directornya di perusahaan periklanan tersebut, tidak sampai membuat airmatanya mengalir memang, baginya itulah fase yang harus dilewati sebelum menemukan pasangan yang terbaik. Sharon cinta Fandy, sama seperti dia pernah jatuh cinta dengan Naga, mantannya yang sebelumnya..rasanya orang jatuh cinta dan patah hati menurutnya sama saja tidak ada bedanya, setiapkali jatuh cinta pasti jantung berdebar kencang, kangen dan bahagiaa selangit, sebaliknya dengan patah hati, reaksinya berbanding terbalik, tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak ingin ngapa ngapain, bawaan pengen meluk guling sambil dengar lagu lagu melow..”eh..malah jadi curhat!”..Intinya, Sharon tidak sampai sepatah hati itu, hingga menangis berguling guling atau gantung diri dibawah pohon cabe…Sharon hanya sedikit tidak mengerti apa sebenarnya yang dicari seorang pria dalam diri wanita yang dicintainya, Sharon merasa dirinya tidak ditakdirkan beruntung untuk urusan “per-falling in love-an” ini, apalagi alasan Fandy sangat klise, kata Fandy dia merasa tidak dibutuhkan, baginya Sharon terlalu mandiri hingga hampir tidak pernah membutuhkan siapapun, sebagai laki laki Fandy merasa “harga dirinya” dilecehkan..fiiiuuhh…pake bahasa harga diri segala, kalau mau mutusin udah mutusin aja, ga usah pake banyak alasan a, b, c, de segala…udah jelas banget niatnya mau ngecengin si Katra yang anak admin, yang penampilannya selalu super seksi dan bibirnya suka dimanyun-manyunin kalau ngomong, biar keliatan seksi padahal jadi bikin geli…”ini sih bahasanya Sharon yang sebenarnya jeles, aslinya Katra itu cantik banget mirip Olla Ramlan, dan bibirnya ga dimanyunin, manis banget malah..” “Huhh..” cowok dimana mana sama saja, kalau mau mutusin pasti cari titik lemahnya dulu, coba kalo mau ngegebet, yang ga jadi kelebihan pun dijadikan kelebihan, seperti “Badanmu naik beberapa kilo gak papa say, malah bikin seksi kok..!”, Begitulah kalau lagi jatuh cinta, Kalau mau mutusin pasti beda lagi kalimatnya…Aaahhh..apa bedanya dengan waktu Naga mutusin Sharon?, padahal beda case dengan kisah kasihnya dengan Fandy, waktu itu Sharon belum secuek sekarangg. Kalau Naga mutusin dia malah alasannya dia nggak suka dengan Sharon yang terlalu ingin masuk dalam hidupnya Naga, kalau Naga punya filosofi begini, “Pokoknya nikmati duniamu, tapi jangan sentuh duniaku..”, Karena Sharon seringkali ingin ikut gabung dan kenal dengan dunianya Naga…Hujan rintik rintik….Sharon tidak perduli, dia membiarkan saja hujan memandikan tubuhnya, tanpa dia sadari airmatanya menetes, seiring datangnya hujan, dia tetap berdiri hampa ditepi pantai, sementara pengunjung pantai yang lain sibuk mencari tempat berteduh. Dia merasa sangat sendirian, belum lagi situasi dirumah yang sekarang lagi complicated, ibunya sudah bertahun tahun menginginkan dia segera menikah..Sharon tidak tahu, apakah sebenarnya dia menangisi keputusan Fandy yang meninggalkan dia atau keinginan orangtua yang ingin segera melihatnya menikah, Sharon juga ingin melihat orangtuanya bahagia, tersenyum….apalagi ayah yang kondisi kesehatannya makin memburuk..Fiuuuh…Hujan makin deras, baju putih Sharon terlihat membasah, memperlihatkan lekuk tubuhnya, Sharon menyadari itu. Dengan segera dia menuju ke seorang penjual yang sedang berteduh “Namboru, punya sarung tidak?”, sambil menunjukkan bajunya yang basah. Namboru penjual minuman itu hanya menggeleng, mata Sharon menangkap ada sarung yang tergeletak disamping tikar yang digelar, mengeluarkan selembar uang duapuluh ribu, “Saya sewa sebentar namboru, rumah saya dekat sini kok..”, Sharon sadar Samosir bukanlah Jakarta, dimana memakai baju yang tipis atau tank top adalah hal yang tabu. Adat istiadat sangat dijunjung tinggi di desa ini. Dengan sigap penjual minuman menyerahkan sarungnya..Sharon memesan teh botol dan sepiring nasi goreng, ternyata hujan cukup membuat perutnya mengamuk minta di isi…, disebelahnya sepasang kekasih sedang bermesraan, Sharon melotot minta toleransi, ini tempat umum, matanya yang membesar seolah mengisyratkan itu..tentu saja sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu tidak menyadari tatapan penuh makna dari Sharon. “Dasar, putus baru tau rasa..nangis lo..” bathin hati Sharon.Handphonenya berbunyi..”Shittt..”, nama yang tertera di calling number FANDY…whattt?, mau ngapain lagi sih nih anak?.“Ada apa?”, dengan nada malas. “Kamu lagi dimana?”, Suara Fandy yang terdengar mesra, Apaaa…”Kamu”?, bukankah Fandy panggil Sharon dengan kata “kamu” kalau mereka sedang baikan. Kan sudah PUTUS?...“Tumben, ada apa?”, “Kok ada apa sih?, kita kan ada janji dinner?”, Gebleek…maunya apa nih cowok. “Eh, Fandy..dengar kita sudah putus..catet P-U-T-U-S..dan loe yang mutusin gue..!” Sharon dengan nada tersengal, dongkol.“Ah, jangan becanda dong honey. Aku ngga pernah bilang kita putus, gini deh..sekarang kamu lagi dimana sekarang, ku samperin deh…!” suara Fandy terdengar santai.“Percuma, aku lagi di Sumatera..di Samosir, dikampungnya oppungku..”“Waks, jauh amat..kok ga bilang bilang” nada suara Fandy terdengar sedikit panik.“Gimana mau bilang, orang aku diputusin”, Sharon makin kesal, tapi diam diam rasa penasaran mulai menggelayut. “Ada apa dengan Fandy?”. Sharon menekan nomor lain, sahabatnya Fandy, “Wan, Fandy kenapa tuh, masa dia lupa kami udah putus?”, jawaban Iwan tidak memuaskan “Wah sorry sob, I don’t understand, tanya sendiri sama oknumnya”..whateverlah…Sharon menghela nafas panjang, sebenarnya dia masih sayang sama Fandy, dan keberadaan Fandy juga satu kantor dengannya cukup banyak mempengaruhi perkembangan karirnya, Fandy banyak memberikan support, yah siapa tahu Fandy bermaksud memperbaik hubungan mereka kembali dengan caranya sendiri, toh ini sebenarnya masalah yang masih bisa dikomunikasikan kan?, Sharon mengulum senyum kalem. Semoga kali ini dia bisa mewujudkan impian kedua orangtuanya, memiliki pasangan yang tepat.  Jakarta, Kawasan SudirmanWajah Fandy terlihat sumringah memandang wajah Sharon penuh cinta, memeluk Sharon sambil memandang view dari kantor. Membelai rambut gadis itu penuh sayang, “Tadi presentasi kamu bagus sekali, dapet ide dari mana sih sayang?”, Sharon membalikkan badannya. “Eh, jam kantor, harusnya kita profesional kan?”, Fandy hanya tersenyum “Sorry, rasa kangen kadang bikin kita menyalahi komitmen yah, habisnya kamu menghilang sih disaat aku kangen berat..”, “Gombal…!” Sharon ngeledek meski dalam hati dilambung tinggi.Pintu diketuk, mereka saling menjauhkan diri, Fandy kembali memperlihatkan wibawanya sebagai seorang direktur. Tampat Katra, sosok seksi yang sering membuat Sharon diam diam iri, mamanya ngidam apa sih dulu sampai punya anak gadis sekinclong ini?, sumpaah….Katra mulus bangeeet..bangeeet.“Ini hasil laporan meeting kemarin pak, tampaknya klien kita kurang puas”, Fandy mengernyitkan kening. “Oh ya?”, “Padahal kita menjalankan market plan kita sesuai prosedur, menurutmu apa yang kurang ya?” lebih kepada pertanyaan retoris sebenarnya, jelas itu bukan bidangnya Katra yang hanya mengurusi administrasi. “Siapa yang handle kemarin itu, maksudku yang survey dan presentasi?”, Sharon ikut urun bicara. “Joana mbak..!” Katra datar.Sharon jelas tahu siapa Joana, dia gadis berusia 24 tahun yang cantik, menarik dan pendidikannya magister dari salah satu universitas ternama di South wales, Australia.“Joana yah?”, sekejap saja Sharon sudah berada dihadapan gadis cantik berambut kemerahan itu..”Bisa meeting sebentar?”, gadis itu dengan cepat mengiyakan.Dengan cepat Sharon menangkap kesimpulan apa yang membuat Joana tidak berhasil dalam presentasinya. Gadis itu berasal dari keluarga berada yang sudah biasa mengutamakan brand, sementara barang yang diiklankan adalah barang yang pangsa pasarnya memang diutamakan untuk masyarakat menengah ke bawah. “Jadi Jo, aku tahu kamu suka dan pasti hafal banget dengan selera orang yang high class atau sosialita, tapi produk yang akan kita iklankan ini bukan jenis barang bermerek, jadi coba arahkan pandanganmu melalui mata orang dengan pandangan orang yang berpenghasilan menengah atau rendah..coba survey barang barang apa yang mereka “mampu” beli dan sukai, jadi bukan apa yang kamu sukai..!”, Joana menunduk seraya tersenyum, “Maaf mbak, saya salah..terimakasih atas sarannya. Saya yang salah..!”.“Wah kamu hebat..”puji Fandy, yang diam diam mengikuti pembicaraan Joana dan Sharon. “Ah, itu belum seberapa…kelebihanku masih banyak lagi..” Sharon dengan nada narsis. Membuat Fandy yang ingin menambah daftar pujiannya terpaksa mengubur dalam dalam keinginannya, gadis itu bakal tambah besar kepala…“BAGAIMANA MENGUBAH KEKALAHAN MENJADI KEMENANGAN”, entah mengapa Sharon tiba tiba menjadi tergelitik dengan kata kata di spanduk disalah satu billboard yang ada dipersimpangan jalan, inspirasinya jelas, ketika kita dalam posisi kalah bagaimana cara mengubahnya menjadi sebuah kemenangan. Cocok buat jadi jargon iklan “x”, “Hmm..aku dapat inspirasi”, dalam hatinya berbunga.Sharon mundur sejenak, seseorang hampir menabraknya, “Dasar…Kalo jalan pake mata dong, nggak liat apa badan segede gini?”, Hormon adrenalin Sharon naik lagi, aneh..perasaan beberapa hari ini ga pernah makan hati deh, kok bawaannya pengen marah terus?, pengen nimpuk orang pake…uppss..ga sampe segitunya, Ya udah..pokoknya Sharon merasa lagi G-A-L-A-U aja, istilah yang lagi trend buat orang yang lagi ada masalah dengan perasaan alias bingung plus plus, tapi sumpah tidak tahu kenapa…pokoknya tidak tahu kenapa, bawaan perasaan tidak enak aja..TITIK.“Yee, mbak yang salah, saya sudah jalan dijalur yang benar, mbaknya yang ngotot, lagian sejak kapan jalan pake mata mbak, pake kaki iya..!” Cowok itu tersenyum iseng, mukanya kelihatan tengil.Hmmm…memakai t-shirt berwarna merah, jeans belel agak kecoklatan, lengkap dengan tas ransel khas anak kuliahan..ganteng sih, kalau Sharon tidak ingat dia sedang kesal, tapi ah..brondong..haduhh..masih sempat sempatnya pikiran nakalnya muncul.Yang menarik tulisan di baju cowok itu, “HORAS –MEJUAH JUAH”, lucu juga…sudah lama tidak melihat atribut yang berbau kampungnya dikota Metropolitan ini, meskipun pastinya sangat mudah menemukan orang batak di Jakarta, terutama diterminal atau di pasar tradisional.Cowok itu hendak berlalu dengan santainya, tangan Sharon menghadang dengan sigap.“Tunggu..!”“Apalagi??, mau minta ganti rugi?, kan situ nggak kenapa napa, lagian saya cuma mahasiswa mbak, jangan diperas dong, saya ga punya duit..!!” wajahnya kalem.“Eh..eh..eh, jangan ngajak berantem yah, saya mau nanya baik baik”“Ya udah, tanya, saya sibuk nih, waktu saya ga banyak..” Gayanya sok, “Parbada juga nih orang”, dalam hati Sharon sengak.“Sudah pergi sana, belagu banget jadi orang..!” Sharon yang tadinya pengen kenal baik baik jadi mengurungkan niatnya, cowok ingusan ini belagu banget…sok…tapi memang ganteng sih…“Ya udah” Katanya berlalu mengayuh sepedanya, meninggalkan Sharon yang terpana sendirian. “Whatt..ga sopan banget, dicuekin saya” Sharon menunjuk wajahnya sendiri dengan nada bengong.“Pasti mau nanya nama saya kan, asli saya darimana?”, tiba tiba cowok mahasiswa itu berbalik arah dan mendekatinya. “Katanya sibuk..sudah sana…” Sharon masih kesal.“Mbak naksir saya yah. Saya ganteng yah!”“Saya orang batak, saya tertarik lihat tulisan dibaju kamu, saya pikir kamu mungkin orang Samosir atau seputaran sanalah..!” Sharon masih terlihat gondok. Wajah cowok itu melembut “, Oh, kelihatan kok mbak, mukanya kotak..!”“Asemmm loe, mang dimuka bumi ini muka orang ada yang kotak?, lagian kalau tau tadi saya orang batak, ngapain manggil mbak?, awas kalo ngeles..!” Cowok ini membuat Sharon makin jengkel. “Ehmm becanda, wajah kamu ga mirip orang batak asli, mirip orang Yogya atau Solo, hehehe…!” Cowok itu memanggil Sharon dengan panggilan “kamu”.“Cantik kan?”, Sharon mengedipkan mata genit…Fiuuuh…sumpah ini anak geeran banget. Dalam hati Sona sebal juga..sedikit. “Begitulah parhuta huta, dikasih hati sedikit langsung dah..!”