Senin, 29 Oktober 2012

CINTAI AKU LAGI

Nay sedang menunggu jemputan ketika cowok itu melintas dihadapannya, tepatnya sengaja melintas. sudah beberapa hari ini coba mencuri perhatian. siapa tak kenal Nayaka, putri pemilik hotel dan property yang terkenal dan sering masuk TV.
Wajahnya cantik dan menarik, banyak pria jatuh hati tapi pada akhirnya patah hati dengan sikap Nay yang cenderung dingin.
"Hai...", sapa Rio, pemuda yang suka nganterin koran ke depan rumahnya.
Nay menutup hidungnya, seolah jijik dan merasa bau dengan kehadiran cowok bertampang lusuh tapi sebenarnya cukup manis itu.
Rio mencium lengan bajunya, "Tidak bau kok..., sedang nunggu jemputan yah..". merapat, Nay bergeser sambil memesan teh botol, Rio belagak pahlawan. "Ibu, aye yang bayar...", "Lagak loe, utang loe aja belum lunas, giliran cewek cakep aja, sok pahlawan...". Ibu penjaga kios tempat Nay duduk ngeledek. "Ah ibu mah, nyerocos aja kayak ban pecah, kagak bisa liat orang senang...".Rio, tersenyum malu malu.
"Nah, begitu, tau diri..anak gedongan digebet, mane mau dienya..", Ibu penjaga kantin mencibir.
"Namanya juga usaha bu, ya neng...".Nay terdiam membuang pandangan.
"Neng...", Nay melotot kesal
"Duh, kalau melotot, matanya bulat indah, tambah cakep..".
Nay dalam hati kesal, biasanya cowok cowok yang PDKT begitu melihat sikapnya yang dingin langsung mundur. cowok ini lain..mana nggak punya modal lagi...
Nay melamun resah, ibunya belum juga datang menjemput, semakin gerah dengan kehadiran cowok lebay disampingnya ini.

Saat pertama kali ku dengar suaramu
Hati kecilku berkata ada sesuatu (I love you)
Mungkinkah dia gadis terakhir untukku
Yg selama ini kudambakan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja
Reff:
Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki hina
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja

Sebisanya kan kusenangkan kau selalu
Meski hanya dengan sebuah lagu
Lagu tentang cinta
Cintaku kepadamu saat ini

Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki gila
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Suara lelaki itu diiringi gitar tiba tiba saja sudah tepat disisi telinganya, Nay melotot galak meski tak urung mengagumi suara ciamiknya cowok kecentilan itu, diam diam Nay menikmatinya dalam hati.
"Suaranya boleh juga..", dalam hatinya dengan senyumnya tertahan.
Bunyi klakson yang sudah dihafalnya, Ibu......
Mobil berlalu, Rio memandangi hingga ujung pandangannya mobil Nay berlalu...

Besoknya lagi, Nay turun dari mobil dengan keangkuhan yang sama, langkahnya tertata menuju fakultas ekonomi. laki laki itu lagi...Nay putar arah, mencoba menghilangkan jejak.
Rio, yang buka lapak sate dikampusnya, laki laki itu sebenarnya gigih, pagi pagi sekali subuh sudah mengantarkan koran, siang sampai sore jualan sate dikampusnya, kalau malam jadi security kampus.
"Neng...I lop yu..".berteriak keras sambil melambaikan tangannya.
Nadine sahabat Nay menarik tangannya "Wah, sekarang gebetanmu tukang sate?, astaga...". tertawa tergelak.
"Ketawa lo sampai puas, gua pusing gimana ngadepin dia, anaknya beda sama yang lain, gigih, "Ehhh..Nay tak sadar setengah memuji.
"Nah lo..naga naganya, ada yang naksir nih..", wajah Nay bersemu merah.
"Dasar lo kucrut, bukan tipe gua...".
"Ehmm..."Nadine ngeledek
"Eh, sopan lo yee, gua ngga disekolahin buat jadi sarjana buat ngedapetin orang kayak dia, gak level..", Nay dengan kearoganannya yang biasa terpancar.
Nadine terdiam..

Jemputan supir belum juga datang, Nay sudah berjam jam menunggu dikantin kampus. hujan sudah mulai deras, Nay kesal. coba tadi dia naik taksi, sebelum hujan datang.
sekilas dilihatnya sekelebat bayangan menghindari hujan.
Rio....lagi lagi, Nay pasrah dengan kemunculan laki laki itu
"Eh, ada neng cantik.."
"Sialan..", makinya dalam hati
"Nunggu jemputan?, atau mau saya antar?". Rio menawarkan jasanya
"Pake gerobak dorong lo yang butut?, mikir lo pake otak....".
"Biar ngga bosen nunggu, main tebak tebakan gimana?". Rio menawarkan solusi, Nay membuang muka.
"Neng, bapak kamu pasti guru bahasa indonesia yah...", goda Rio lagi
"Apaan..bokap gua pengusaha..", Nay judes
"Soalnya bapak kamu sudah mengajari saya bagaimana cara mencintai neng...".gombal Rio
"Garing...", Nay tetap mempertahankan judesnya, "Biar nggak boring, gimana kalau saya nyanyi?," Nay teringat suara bagusnya Rio tempohari, tanpa sadar mengangguk. wajahnya tidak sejudes tadi. untuk pertama kalinya Rio terkesima...senyum itu, benar benar buatnya.."Alamakk..bidadariku tersenyum juga, cantiknya..", melongo sampai Nay memukul pundaknya, "Katanya mau nyanyi, bengong lo..".Rio mengambil gitar yang biasa dibawanya ke lapak.
"Request dong neng..."
"Lagu apa, terserah deh..". Nay mengalah.
Rio memetik gitarnya, Nay memandangnya dengan wajah terpana, cowok itu ternyata makin lama makin dilihat manis juga dan unik.
mobil jemputan Nay datang ",Makasih ya buat suaranya, aku mau pulang dulu...".

Dan sejak itu, Nay sudah tidak pernah judes lagi, kadang kadang mampir ke tempat sate Rio dan menyanyi bersama sama. Entah mengapa ada rasa bahagia yang membuncah dihati Nay setiap kali dekat dengan Rio, dia tidak pernah menemukan kedamaian seperti itu dirumahnya yang besar ataupun ketika hang out bersama teman temannya. ada sesuatu yang berbeda...dengan Rio, dia bisa bercanda dan bercerita tentang apa saja, kadang bisa betah berjam jam ditelpon bercanda ria dengan Rio. pokoknya rasanya sangat menyenangkan dan nyaman. beda dengan suasana dirumah yang begitu kaku dan protokoler, apalagi dengan teman teman yang tiap hari cuma bahas film, fashion dan salon...membosankan.
"Hei..", Nay menepuk punggung Rio yang tengah melamun didepan lapaknya.
"Eh..si neng..!"
"Pulang jam berapa?", Nay bertanya
"Jam lima, neng..!".
"Sekarang aja deh, nggak usah jualan dulu, saya mau ngajak kesuatu tempat..".Nay tiba tiba, Rio terbengong.
"Ok..bos!".
tanpa bertanya apa apa lagi.
Nay mengajak Rio ke tepi sebuah danau, "Aku sering kesini kalau kesepian", katanya sambil melempar batu ke danau.
"Neng, pernah kesepian?". Rio memandang tak percaya, gadis itu harusnya bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.
"Sangat Yo, aku ngga pernah ketemu mama dirumah, sebagai seorang ibu dan anak, mama cuma memperlakukan aku sebagai bonekanya, aku ngga suka jurusan ekonomi, aku cuma dijemput dari kampus terus diantar kemanapun sama supir, bergabung dengan klub "the haves" yang manipulatif dan membosankan. hidupku punya warna sejak ada kamu..", memberanikan diri menggenggam tangan Rio, jantung Rio mendadak bergetar sangat hebat. saat saat seperti ini, cuma ada dalam mimpinya saja..hanya pernah ada dimimpinya.
"Yo..", bibir Rio mendadak terkunci rapat.
"Kamu mau nggak mencium aku Yo?", Rio menatap Nay tak percaya. gadis itu...kesambet apa sampai hari ini mendadak romantis dan melankonis.
Rio mencium kening Nay lembut.
"Cuma kening, Yo?". Nay makin berani.
"Sebagai lelaki aku pasti ingin lebih Nay, tapi kamu perempuan terhormat. aku harus menjaga itu, kita harus mampu saling menjaga diri...". Nay mendadak terisak, menangis tersedu. Rio kaget, "Nay..Nay..aku salah yah, maafkan aku..".
"Aku terharu Yo, aku bahagia, aku ingin dicintai olehmu..", mengeratkan genggamannya.
"Maksudnya?", Rio masih saja tak percaya
"Kamu cinta aku kan Yo?, kamu mau kan jadi orang yang sayang sama aku?". Rio mengangguk bahagia.

Setengah tahun menjalani hubungan backstreet, Nay sudah memperlihatkan separuh dari perubahannya, Nay yang kini baik dan suka menolong, meninggalkan dunia mall dan dugem, Nadine dan teman temannya sudah menangkap perubahan itu. mereka kehilangan donatur yang biasa "mendanai" kegiatan kegiatan salon dan belanja belanja.
Nadine sangat tahu, kedekatan Nay dan Rio penyebabnya...
Nadine sudah pernah menasehati Nay jangan terlalu dekat dengan Rio, namun, Nay tak perduli. hingga akhirnya Nay diancam oleh Nadine untuk diadukan pada ibunya...Nay tidak juga bergeming. cintanya pada Rio lebih besar dari apapun yang menghalanginya.
Hingga suatu hari......
"Nay, ibu tidak suka kamu dekat dengan anak gembel itu..", Ibunya mencoba dengan cara yang halus pada mulanya.
"Dia punya nama mama, Rio.."
"Kamu sudah kemakan cinta buta, pokoknya mama tidak mau tahu, kamu masih dekat dengan dia. maka kakinya akan mama patahkan kedua kakinya..", Nay terhenyak kaget, dia sungguh hafal tabiat kedua orang tuanya, mereka punya banyak kaki tangan untuk melakukan apapun yang mereka mau.termasuk memisahkan Rio dengan Nay.
Nay berlari kekamar dan menangis.

Tengah malam, Nay kabur dan menuju ke rumah Rio membawa baju. Minggat..
Rio membuka pintu dengan wajah setengah kaget dan masih mengantuk
"Nay?"
"Bawa aku pergi dari sini, Yo.., kita kabur dari kota ini..". Rio memeluk Nay dengan hangat. tiba tiba terdengar suara keras dari belakang Nay, Nay sontak kaget. dua orang laki laki memukul Nay hinga pingsan, yang dengarnya hanyalah lenguhan kesakitan dari Rio yang kakinya dilumpuhkan oleh kedua bodyguard yang menguntit Nay dari belakang.

Setelah dua minggu dirawat dirumah sakit, Nay tidak bisa lagi menahan rindunya pada kekasihnya Rio, begitu melihat Rio didepan rumahnya, Nay langsung memeluk hangat.
"Aku merindukanmu, Yo.."
"Aku juga sayang..".dengan kerinduan yang sama
"Kita jangan pisah yah, walaupun apapun yang terjadi?". Rio tidak berkata apa apa..
"Nay..?"
"Apa..?"
"Mulai hari ini kita tidak perlu smsan lagi, telponan lagi yah?", Rio dengan nada serius
Nay kaget "Kenapa?"
"Pake telepati aja, kan hati neng udah ada di abang..hahaha", setengah bercanda, tapi sebenarnya itu adalah kalimat yang serius, karena hari ini Rio sudah akan meninggalkan kota Jakarta untuk terakhir kalinya. Nay memukul bahunya "Kirain serius..", bisiknya manja..Rio hampir menangis. kedua orangtua Nay mengancam akan menghancurkan kehidupan keluarganya dikampung kalau Rio masih nekad melanjutkan hubungannya dengan Nayaka. hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu dan Rio tidak mau menorehkan luka dihati Nay. Nay harus berbahagia melepasnya.

Sudah enam tahun, sejak lelaki itu menghilang, setiap minggu Nay selalu menyempatkan diri ke kantin kampus dimana mereka sering bertemu, bercanda dan bernyanyi bareng.
Rasa rindunya tak pernah pudar..
Nay menolak ikut pindah ke Amerika, dimana kedua orangtuanya sudah duluan pindah kesana.
Mungkin ini penantian terbodoh dan tanpa ujung, tapi Nay selalu percaya...suatu saat Rio kembali, untuknya, benar benar hanya untuknya, dan mencintainya lagi seperti dulu.

- TAMAT-

 

Selasa, 16 Oktober 2012

Pilihan

Rama sedang duduk melamun didepan rumahnya. menatap dalam dalam sms yang barusan masuk dari Yulia, kekasihnya..tepatnya mantan kekasihnya kini. "Maaf Ram, kayaknya kita harus putus deh, nilaiku semester ini jelek, aku harus belajar banyak..", Sebenarnya Rama sudah menangkap sinyal pemutusan hubungan kasih itu, Yulia sudah pindah ke lain hati. Ada yang lain hi hati Yuli kini..
Terkesan mendadak, tapi Rama tetaplah Rama..meskipun laki laki, namun sudah terlanjur mencintai Yuli sepenuh hati.

Semua campur, aduk jadi satu, marah, kesal, sakit hati, ternyata tak bisa dikalahkan dari hati yang biasanya terlihat tangguh itu. cinta memang hebat pengaruhnya, bisa "melumpuhkan" perasaan siapa saja, hati Rama seperti bola yang ditendang ke arah pohon kelapa...sakiiiiit.

Banyak hal yang sudah dilewatinya bersama Yulia, Yulia yang selalu memanjakannya, membujuknya kalau ngambeknya kambuh, bahkan saat saat menjagainya ketika Rama sakit..Ah...semua ternyata hanya sekejap saja. Tapi Rama tak berniat menangis meski hatinya terluka parah...Ah, Yulia, kenapa masih saja bikin rindu?.

Rama berniat menghapus semua sms dari Yulia, bahkan kalau perlu menghapus nomor handphone nya, meremove Yulia dari fesbuknya sekalian. semuanya hanya bikin sakit hati...mengapa pada saat begini Yulia harus meninggalkannya, pada saat Rama baru saja resign dari kantor?, luntang lantung tidak punya kerjaan, baru saja bertengkar dengan sahabat baiknya hanya karena salah menandatangani kontrak proyek, belum lagi adiknya si Doni berkasus disekolah karena tertangkap membawa narkoba...Mengapa Tuhan?, rasanya Rama ingin menyalahkan Tuhan saja..

Kepada Yulia, kepada dunia, kepada Tuhan, kepada wartawan sekalian, rasanya Rama ingin teriak ini sangat tidak adil...ugghhhhh.
Yulia....kenapa sekarang kamu perginya?, kenapa disaat aku sedang tidak punya masalah?, Rama ingin rasanya membenturkan kepalanya ke dinding biar amnesia sekalian. biar lupa sekalian kalau dia pernah kenal Yulia.

Rama menendang batu keras keras, hampir saja kena Ria, yang terlihat sangat ceria. cewek manis itu baru pulang dari Padang. wajahnya terlihat sangat kusam, Ria bukan tak memperhatikan itu, wajah Rama terlihat sangat tidak bersinar.
"Kenapa kamu?"
"Gak..!", Rama jutek
"Kamu ada masalah, cerita ma aku..!", Ria tersenyum manis. Rama sempat terkesima, baru nyadar ternyata senyum Ria manis banget.
"Gue diputusin...!", mukanya mendung
"Haha..baru segitu doang, cemen..!!", Ria menantang
"Kamu sih ngga tau gimana rasanya...", Rama menceritakan semua masalahnya pada Ria, dan Ria mendengarkan dengan sabar.
"Kamu bisa bayangin kan betapa gelapnya duniaku saat ini?", Bahasa tubuh Rama memang sangat terlihat punya "masalah", rambut acak acakan, kemeja kusut, warna hitam dibawah kelopak matanya, dan semangatnya yang sangat kendur.
Ria menggenggam tangan Rama pelan ", Dunia tidak segelap itu kali Ram, kamu pikir aku terlihat ceria ini aku nggak punya masalah?, pacarku juga selingkuh dan menghamili cewek lain, aku nyaris DO karena aku harus ngumpulin duit dengan kerja ekstra buat bantu biaya pengobatan papaku yang lagi diopname dirumah sakit, dan aku sendiri punya penyakit yang butuh obat buat disembuhin, lalu aku harus nangis gara gara semua itu?, aku harus marah marah supaya dunia tau?, nggak Ram..asal kamu tahu, sebagian orang terkadang simpati dengan masalah kita bukan karena mereka peduli, tapi karena mereka penasaran...jadi jangan sampai dunia tau kamu sedang berduka, apalagi cuma gara gara masalah patah hati...", Rama terhenyak kaget, Ria punya masalah sebesar itu dan masih bisa terlihat ceria?, Oh my....hebat sekali gadis ini..

"Ram, di dunia ini ada banyak sekali manusia, milyaran, dengan masalah mereka masing masing. coba tanya satu persatu, apa diantara mereka ada yang tidak punya masalah, nggak ada Ram, semua punya masalah.Sekarang terserah kamu, pilihanmu ada dua :Menangisi masalahmu dan membiarkannya menghancurkan hidupmu, atau kau bangkit dan atasi masalahmu?".

"Bagaimana kamu bisa setegar itu?", Rama mulai merasa ada sisi yang berbeda dari gadis ini yang tidak pernah diketahuinya sebelumnya.
atau dia memang tidak pernah memperhatikannya. Ria menghela nafas panjang, seakan berat namun berusaha untuk jujur.

"Hidup yang mengajariku untuk harus terus tangguh, kamu bahkan pernah menolak aku dulu kan?".
Rama terhenyak ",Aku, kamu pernah suka sama aku?".
Ria tersenyum lirih ", Aku kira kamu tahu, dari bahasa tubuhku...".
"Ayolah, Ria, aku memang pintar, tapi ngga mahir membaca hati seseorang...".
"Ah...sudahlah, aku juga sudah lupa bagian itu, tadi aku kesini karena aku dengar kau lagi di Jakarta, gimana Jogja enak yah?". Ria mengalihkan pembicaraan.
"Hmm...enak, tetapi menjadi tidak enak karena ada Yulia disana..!", dalam hati Rama perih.
Ria pamit pulang, dan Rama menatapnya dengan sorot mata yang berbeda...entahlah, tiba tiba ada sesuatu yang bertebaran dihatinya, sesuatu yang penuh "bunga".

Lima hari kemudian....
Sudah berdiri didepan rumah Ria, Ria sedikit tersenyum melihat perubahan wajah Rama. gadis itu menangkap aura kebahagiaan. "Mau balik ke Yogya?", Rama mengangguk mantap.
"Hati hati yah, salam buat gadismu..", Ria menduga pasti Rama sudah baikan lagi dengan Yulia.
"Aku mau ngomong..",
"Apa..?", Ria menangkap getaran suara Rama yang berbeda
"Kalau aku pulang kesini, mau nggak menunggu aku dengan perasaanmu yang selama ini?", Rama berusaha bersikap biasa, padahal sungguh mati..deg degan..rasanya seperti waktu dia nembak Yulia pertama kali.
"Maksudnya?".
Rama mengecup keningnya dan memeluk Ria, "Kamu pasti mengerti..", Ria hanya mengangguk, ada bahagia yang tak terlukiskan. "I love you too, Ram..".

Senin, 15 Oktober 2012

Ada Cinta di Ungaran

Tunggu aku di Duri




Di tanah rantau tiga orang jadi temanmu..
Dua orang jadi sahabatmu..
Maukah kau pulang untuk satu orang yang mencintaimu?

Chapter I
Lima tahun lalu saat musim tak jelas



Gak ngerti musim apa ini, yang jelas kadang hujan kadang mendung tak menentu. kadang tiba tiba panas...
Mey bingung, yang jelas sama sama gak jelas dengan suasana Meyra saat ini...
Antara gundah, kangen, marah kesal...
Harus berhadapan kembali dengan cowok yang sudah mencuri hatinya namun belum sempat dikembalikan padanya.
satu satunya.....
Makhluk ganteng yang meskipun sudah berkali kali menyakitinya namun tak pernah berhasil membuatnya sampai patah hati beneran.
Karena cowok manis itu selalu pintar membuat hatinya luluh...melting again..
selalu dengan trik yang sama namun sepanjang sejarah percintaan Meyra dan Dion, belom pernah gagal trik cowok itu.
Cowok pujaannya mulai dari SMU hingga mereka bertemu 4 tahun kemudian.
Tanpa sengaja bertemu diparkiran Numata Advertising, kantor Meyra bekerja sebagai copywriter. Jabatan resminya sih copywriter, kalau gak resminya..mungkin..ehmm..agak berat mengatakannya...jadi office girl...soalnya sering disuruh suruh sama si bos buat bikin teh manis, cappucino, jus melon, lemon tea kalau lagi ada klien datang.
Meyra agak malu ketika itu, gimana kalau pas dia ngobrol manis sama si ganteng itu tiba tiba bos nyuruh bikin kopi...tengsin kan?.
"Eh, kayak kenal deh..!" sosok itu menyapa ramah.
wow...dia ingat aku..oh my God!, jantung Meyra mendadak tak beraturan deburannya..
Wuaa...rasanya kayak mimpi ketemu pangeran satu itu..
Dulu aja, waktu mereka masih satu sekolah di SMU Santo Mikhael, Meyra suka curi curi pandang lewat jendela, Dion dikelas yang berbeda.
Abis wajahnya gemesin sih, gak bosan buat dinikmati..
"Aku juga, tapi lupa namanya siapa!" Meyra jaga imej...mana mungkin dia lupa sama cowok manis pengibar bendera cinta yang pertama kali dihatinya itu.
Dion yang selalu ikut kemanapun dia melangkah, bahkan setelah empat tahun berlalu....
Makin ganteng, mungkin karena sudah rajin merawat diri disalon. terlihat bersih tidak terlihat bekas bekas jerawat yang dulu mengisi wajah cowok manis bernama lengkap Dionisius Ignatius itu.
"Hmm..satu SMU dulu kan?, yang pernah dimarahi Bu Nainggolan karena suka nulis puisi pas jam pelajaran?"
Bahkan Dion ingat bahagian itu..
Ah....Meyra tersenyum malu sendiri.
"Lagi sibuk?, Kerja disini ya?" Dion menyapa dengan gaya khasnya, yang membuat cewek cewek hatinya bergetar tak menentu.
Tulus....
Meyra mengangguk kalem. sedikit takut juga kalo tiba tiba bosnya yang super killer itu bakal memergokinya ngobrol berduaan dengan Dion.
Tapi pesona Dion, lebih kuat menahan hatinya untuk tetap menikmati wajah melankonis cowok itu.
"Mau makan?" tawaran yang tak mungkin ditolak.
Menuju ke Killiney di Carrefour, sebenarnya Meyra lebih ingin makan di Ice cream Cone, aroma es krim lebih menggodanya, namun gak enak rasanya menolak ajakan Dion.
Dion memilih tempat disudut...hmmm..sweet corner, bisik hati Meyra nakal.
Sekilas membayangkan beromantis ria sama cowok itu, kayak orang lagi pacaran..hehehe
"Ehh..!" Dion memecah lamunan Meyra.
"Apa?" wajah Meyra merah dadu, jangan jangan cowok itu bisa menebak apa yang dipikirannya tadi..
"Jadi kangen waktu masa SMU dulu, aku pernah suka sama seorang cewek...tapi aku takut ngungkapin, aku takut bakalan ditolak..!"
Woaaa..Mey terkaget-kaget, segitunya?...memang sehebat apa sih cewek itu sampai Dion takut ditolak?. perasaan dulu waktu sekolah belum ada cowok yang bisa ngalahin ketenarannya Dion.
Hebat banget pesona tuh cewek berarti.....
"Kamu mau tau gak siapa cewek itu?" Dion santai sambil menyeruput es lemon tea dihadapannya.
Meyra mengangguk dengan berat hati, dia sudah tahu pasti kalau cewek itu bukan dirinya...enggak mungkin Meyra yang sederhana...enggak mungkin bangeeeetttt..
"Dia itu lugu, polos tapi menarik...!"
Hati Mey sedikit sakit mendengar Dion memuji cewek lain, seharusnya dia sudah tahu kalau pertemuan ini bakal jadi awal yang salah...
Karena akan banyak hal hal yang tak ingin diketahuinya harus terkuak, harusnya dia tahu itu.
"Cewek itu pernah bikin puisi yang kemudian kujadikan lagu, mau dengar gak?" Meyra menggeleng.
Lagipula mana mungkin Dion nyanyi ditempat ramai seperti ini...ada ada saja..
Ternyata Dion gak main main, Dion menarik tangan Meyra lembut dan kemudian mengajaknya kesebuah taman yang tenang.
Meyra sampai kagum sendiri, dia yang sudah lama tinggal di Medan samasekali tidak tahu ada tempat sebagus ini.
mereka hanya berdua...suasananya romantis jadinya..
"Ini tempat favoritku!" Dion melangkah menuju ke sebuah pohon rindang, dibawahnya ada bangku mungil...pas untuk berdua. didepannya ada danau alami yang hijau......
Aduhh...ada tempat semanis ini terlewatkan.
"Kamu mau dengar lagunya gak?" suara Dion berhembus halus.
Meyra mengangguk terhanyut, lupa bahwa ini masih jam kantor, bahwa seharusnya dia masih balik ke kantor..
bodo ah...jarang jarang bisa berduaan dengan Dion kayak gini..
Mau dihukum mencuci toilet setiap hari juga mau rasanya, asal dia bisa dikasih waktu seharriii aja bersama cowok impiannya itu.
Tanpa sengaja Dion beradu mata dengan Meyra, hati Meyra berdetak kencang...
Entah mengapa dia merasa, tatapan mata itu tatapan mata yang sedang jatuh cinta.
Mungkinkah Dion jatuh cinta pada Mey?, si gadis biasa?.
"Mau dengar puisinya gak?"
Mey tak menjawab namun tak juga mengatakan iya. angannya melambung jauh.
"Melingkari batas asa..
Berharap waktu kan beri tanda
Pada dia yang disana
Tahukah dia disini rindu merona
Mengertikah Adanya...
Rasa itu akan selalu terjaga..
Rindu itu akan selalu ada..
Cinta abadi selamanya..
Entah sampai kapan, gitarkan memetik melodi cinta
Atau hingga kapan menanti rama mempuisikan cinta
Aku tak pernah lelah menunggu, bahkan untuk seribu musim akan berganti
Hanya ada ragu...adakah rinduku yang kau nanti?"
Suara Dion terdengar bening...Meyra terpana tak percaya..
Puisi itu kan?, bukannya itu puisi dia yang dimarahi bu Nainggolan waktu lagi jatuh cinta sama Dion?.
"Jadi gini ceritanya, waktu itu ada seorang cewek yang kena marah sama Bu Guru Bahasa Indonesia gara gara ketauan nulis puisi cinta dikelas, trus diledekin lagi sama Pak Olahraga..waktu buku yang berisi puisi itu dilempar keluar kebetulan aku yang lewat mengambil kapur dari kantor, trus aku ambil bukunya..Aku baca puisinya..keren, melankonis, romantis tapi tegar..terus terang, aku jadi sering mikirin cewek itu sejak saat itu!" Dion berkata seolah olah bukan Meyra pemilik puisi itu.
Airmata Meyra mengalir tipis tipis, Dion memandangnya lembut.
"Mungkin kita jodoh ya Mey?, dipertemukan Tuhan dengan cara yang tidak pernah kita duga seperti ini!"
Meyra tidak sanggup berkata apa apa, baginya ini masih seperti mimpi.
Mungkin benar...mungkin Dion sangat benar...Whaa....it's amazing...dihatinya tak pernah sekalipun posisi Dion tergantikan.
What a lovely moment..!
"Kamu percaya sama jodoh, Mey?"
"Yeah..yang aku tahu aku berusaha untuk percaya".
Angan Meyra melambung tinggi, namun tidak berani berharap terlalu jauh...
It's just like dream for her!