Nay sedang menunggu jemputan ketika cowok itu melintas dihadapannya, tepatnya sengaja melintas. sudah beberapa hari ini coba mencuri perhatian. siapa tak kenal Nayaka, putri pemilik hotel dan property yang terkenal dan sering masuk TV.
Wajahnya cantik dan menarik, banyak pria jatuh hati tapi pada akhirnya patah hati dengan sikap Nay yang cenderung dingin.
"Hai...", sapa Rio, pemuda yang suka nganterin koran ke depan rumahnya.
Nay menutup hidungnya, seolah jijik dan merasa bau dengan kehadiran cowok bertampang lusuh tapi sebenarnya cukup manis itu.
Rio mencium lengan bajunya, "Tidak bau kok..., sedang nunggu jemputan yah..". merapat, Nay bergeser sambil memesan teh botol, Rio belagak pahlawan. "Ibu, aye yang bayar...", "Lagak loe, utang loe aja belum lunas, giliran cewek cakep aja, sok pahlawan...". Ibu penjaga kios tempat Nay duduk ngeledek. "Ah ibu mah, nyerocos aja kayak ban pecah, kagak bisa liat orang senang...".Rio, tersenyum malu malu.
"Nah, begitu, tau diri..anak gedongan digebet, mane mau dienya..", Ibu penjaga kantin mencibir.
"Namanya juga usaha bu, ya neng...".Nay terdiam membuang pandangan.
"Neng...", Nay melotot kesal
"Duh, kalau melotot, matanya bulat indah, tambah cakep..".
Nay dalam hati kesal, biasanya cowok cowok yang PDKT begitu melihat sikapnya yang dingin langsung mundur. cowok ini lain..mana nggak punya modal lagi...
Nay melamun resah, ibunya belum juga datang menjemput, semakin gerah dengan kehadiran cowok lebay disampingnya ini.
Saat pertama kali ku dengar suaramu
Hati kecilku berkata ada sesuatu (I love you)
Mungkinkah dia gadis terakhir untukku
Yg selama ini kudambakan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja
Reff:
Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki hina
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja
Sebisanya kan kusenangkan kau selalu
Meski hanya dengan sebuah lagu
Lagu tentang cinta
Cintaku kepadamu saat ini
Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki gila
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Suara lelaki itu diiringi gitar tiba tiba saja sudah tepat disisi telinganya, Nay melotot galak meski tak urung mengagumi suara ciamiknya cowok kecentilan itu, diam diam Nay menikmatinya dalam hati.
"Suaranya boleh juga..", dalam hatinya dengan senyumnya tertahan.
Bunyi klakson yang sudah dihafalnya, Ibu......
Mobil berlalu, Rio memandangi hingga ujung pandangannya mobil Nay berlalu...
Besoknya lagi, Nay turun dari mobil dengan keangkuhan yang sama, langkahnya tertata menuju fakultas ekonomi. laki laki itu lagi...Nay putar arah, mencoba menghilangkan jejak.
Rio, yang buka lapak sate dikampusnya, laki laki itu sebenarnya gigih, pagi pagi sekali subuh sudah mengantarkan koran, siang sampai sore jualan sate dikampusnya, kalau malam jadi security kampus.
"Neng...I lop yu..".berteriak keras sambil melambaikan tangannya.
Nadine sahabat Nay menarik tangannya "Wah, sekarang gebetanmu tukang sate?, astaga...". tertawa tergelak.
"Ketawa lo sampai puas, gua pusing gimana ngadepin dia, anaknya beda sama yang lain, gigih, "Ehhh..Nay tak sadar setengah memuji.
"Nah lo..naga naganya, ada yang naksir nih..", wajah Nay bersemu merah.
"Dasar lo kucrut, bukan tipe gua...".
"Ehmm..."Nadine ngeledek
"Eh, sopan lo yee, gua ngga disekolahin buat jadi sarjana buat ngedapetin orang kayak dia, gak level..", Nay dengan kearoganannya yang biasa terpancar.
Nadine terdiam..
Jemputan supir belum juga datang, Nay sudah berjam jam menunggu dikantin kampus. hujan sudah mulai deras, Nay kesal. coba tadi dia naik taksi, sebelum hujan datang.
sekilas dilihatnya sekelebat bayangan menghindari hujan.
Rio....lagi lagi, Nay pasrah dengan kemunculan laki laki itu
"Eh, ada neng cantik.."
"Sialan..", makinya dalam hati
"Nunggu jemputan?, atau mau saya antar?". Rio menawarkan jasanya
"Pake gerobak dorong lo yang butut?, mikir lo pake otak....".
"Biar ngga bosen nunggu, main tebak tebakan gimana?". Rio menawarkan solusi, Nay membuang muka.
"Neng, bapak kamu pasti guru bahasa indonesia yah...", goda Rio lagi
"Apaan..bokap gua pengusaha..", Nay judes
"Soalnya bapak kamu sudah mengajari saya bagaimana cara mencintai neng...".gombal Rio
"Garing...", Nay tetap mempertahankan judesnya, "Biar nggak boring, gimana kalau saya nyanyi?," Nay teringat suara bagusnya Rio tempohari, tanpa sadar mengangguk. wajahnya tidak sejudes tadi. untuk pertama kalinya Rio terkesima...senyum itu, benar benar buatnya.."Alamakk..bidadariku tersenyum juga, cantiknya..", melongo sampai Nay memukul pundaknya, "Katanya mau nyanyi, bengong lo..".Rio mengambil gitar yang biasa dibawanya ke lapak.
"Request dong neng..."
"Lagu apa, terserah deh..". Nay mengalah.
Rio memetik gitarnya, Nay memandangnya dengan wajah terpana, cowok itu ternyata makin lama makin dilihat manis juga dan unik.
mobil jemputan Nay datang ",Makasih ya buat suaranya, aku mau pulang dulu...".
Dan sejak itu, Nay sudah tidak pernah judes lagi, kadang kadang mampir ke tempat sate Rio dan menyanyi bersama sama. Entah mengapa ada rasa bahagia yang membuncah dihati Nay setiap kali dekat dengan Rio, dia tidak pernah menemukan kedamaian seperti itu dirumahnya yang besar ataupun ketika hang out bersama teman temannya. ada sesuatu yang berbeda...dengan Rio, dia bisa bercanda dan bercerita tentang apa saja, kadang bisa betah berjam jam ditelpon bercanda ria dengan Rio. pokoknya rasanya sangat menyenangkan dan nyaman. beda dengan suasana dirumah yang begitu kaku dan protokoler, apalagi dengan teman teman yang tiap hari cuma bahas film, fashion dan salon...membosankan.
"Hei..", Nay menepuk punggung Rio yang tengah melamun didepan lapaknya.
"Eh..si neng..!"
"Pulang jam berapa?", Nay bertanya
"Jam lima, neng..!".
"Sekarang aja deh, nggak usah jualan dulu, saya mau ngajak kesuatu tempat..".Nay tiba tiba, Rio terbengong.
"Ok..bos!".
tanpa bertanya apa apa lagi.
Nay mengajak Rio ke tepi sebuah danau, "Aku sering kesini kalau kesepian", katanya sambil melempar batu ke danau.
"Neng, pernah kesepian?". Rio memandang tak percaya, gadis itu harusnya bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.
"Sangat Yo, aku ngga pernah ketemu mama dirumah, sebagai seorang ibu dan anak, mama cuma memperlakukan aku sebagai bonekanya, aku ngga suka jurusan ekonomi, aku cuma dijemput dari kampus terus diantar kemanapun sama supir, bergabung dengan klub "the haves" yang manipulatif dan membosankan. hidupku punya warna sejak ada kamu..", memberanikan diri menggenggam tangan Rio, jantung Rio mendadak bergetar sangat hebat. saat saat seperti ini, cuma ada dalam mimpinya saja..hanya pernah ada dimimpinya.
"Yo..", bibir Rio mendadak terkunci rapat.
"Kamu mau nggak mencium aku Yo?", Rio menatap Nay tak percaya. gadis itu...kesambet apa sampai hari ini mendadak romantis dan melankonis.
Rio mencium kening Nay lembut.
"Cuma kening, Yo?". Nay makin berani.
"Sebagai lelaki aku pasti ingin lebih Nay, tapi kamu perempuan terhormat. aku harus menjaga itu, kita harus mampu saling menjaga diri...". Nay mendadak terisak, menangis tersedu. Rio kaget, "Nay..Nay..aku salah yah, maafkan aku..".
"Aku terharu Yo, aku bahagia, aku ingin dicintai olehmu..", mengeratkan genggamannya.
"Maksudnya?", Rio masih saja tak percaya
"Kamu cinta aku kan Yo?, kamu mau kan jadi orang yang sayang sama aku?". Rio mengangguk bahagia.
Setengah tahun menjalani hubungan backstreet, Nay sudah memperlihatkan separuh dari perubahannya, Nay yang kini baik dan suka menolong, meninggalkan dunia mall dan dugem, Nadine dan teman temannya sudah menangkap perubahan itu. mereka kehilangan donatur yang biasa "mendanai" kegiatan kegiatan salon dan belanja belanja.
Nadine sangat tahu, kedekatan Nay dan Rio penyebabnya...
Nadine sudah pernah menasehati Nay jangan terlalu dekat dengan Rio, namun, Nay tak perduli. hingga akhirnya Nay diancam oleh Nadine untuk diadukan pada ibunya...Nay tidak juga bergeming. cintanya pada Rio lebih besar dari apapun yang menghalanginya.
Hingga suatu hari......
"Nay, ibu tidak suka kamu dekat dengan anak gembel itu..", Ibunya mencoba dengan cara yang halus pada mulanya.
"Dia punya nama mama, Rio.."
"Kamu sudah kemakan cinta buta, pokoknya mama tidak mau tahu, kamu masih dekat dengan dia. maka kakinya akan mama patahkan kedua kakinya..", Nay terhenyak kaget, dia sungguh hafal tabiat kedua orang tuanya, mereka punya banyak kaki tangan untuk melakukan apapun yang mereka mau.termasuk memisahkan Rio dengan Nay.
Nay berlari kekamar dan menangis.
Tengah malam, Nay kabur dan menuju ke rumah Rio membawa baju. Minggat..
Rio membuka pintu dengan wajah setengah kaget dan masih mengantuk
"Nay?"
"Bawa aku pergi dari sini, Yo.., kita kabur dari kota ini..". Rio memeluk Nay dengan hangat. tiba tiba terdengar suara keras dari belakang Nay, Nay sontak kaget. dua orang laki laki memukul Nay hinga pingsan, yang dengarnya hanyalah lenguhan kesakitan dari Rio yang kakinya dilumpuhkan oleh kedua bodyguard yang menguntit Nay dari belakang.
Setelah dua minggu dirawat dirumah sakit, Nay tidak bisa lagi menahan rindunya pada kekasihnya Rio, begitu melihat Rio didepan rumahnya, Nay langsung memeluk hangat.
"Aku merindukanmu, Yo.."
"Aku juga sayang..".dengan kerinduan yang sama
"Kita jangan pisah yah, walaupun apapun yang terjadi?". Rio tidak berkata apa apa..
"Nay..?"
"Apa..?"
"Mulai hari ini kita tidak perlu smsan lagi, telponan lagi yah?", Rio dengan nada serius
Nay kaget "Kenapa?"
"Pake telepati aja, kan hati neng udah ada di abang..hahaha", setengah bercanda, tapi sebenarnya itu adalah kalimat yang serius, karena hari ini Rio sudah akan meninggalkan kota Jakarta untuk terakhir kalinya. Nay memukul bahunya "Kirain serius..", bisiknya manja..Rio hampir menangis. kedua orangtua Nay mengancam akan menghancurkan kehidupan keluarganya dikampung kalau Rio masih nekad melanjutkan hubungannya dengan Nayaka. hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu dan Rio tidak mau menorehkan luka dihati Nay. Nay harus berbahagia melepasnya.
Sudah enam tahun, sejak lelaki itu menghilang, setiap minggu Nay selalu menyempatkan diri ke kantin kampus dimana mereka sering bertemu, bercanda dan bernyanyi bareng.
Rasa rindunya tak pernah pudar..
Nay menolak ikut pindah ke Amerika, dimana kedua orangtuanya sudah duluan pindah kesana.
Mungkin ini penantian terbodoh dan tanpa ujung, tapi Nay selalu percaya...suatu saat Rio kembali, untuknya, benar benar hanya untuknya, dan mencintainya lagi seperti dulu.
- TAMAT-
Wajahnya cantik dan menarik, banyak pria jatuh hati tapi pada akhirnya patah hati dengan sikap Nay yang cenderung dingin.
"Hai...", sapa Rio, pemuda yang suka nganterin koran ke depan rumahnya.
Nay menutup hidungnya, seolah jijik dan merasa bau dengan kehadiran cowok bertampang lusuh tapi sebenarnya cukup manis itu.
Rio mencium lengan bajunya, "Tidak bau kok..., sedang nunggu jemputan yah..". merapat, Nay bergeser sambil memesan teh botol, Rio belagak pahlawan. "Ibu, aye yang bayar...", "Lagak loe, utang loe aja belum lunas, giliran cewek cakep aja, sok pahlawan...". Ibu penjaga kios tempat Nay duduk ngeledek. "Ah ibu mah, nyerocos aja kayak ban pecah, kagak bisa liat orang senang...".Rio, tersenyum malu malu.
"Nah, begitu, tau diri..anak gedongan digebet, mane mau dienya..", Ibu penjaga kantin mencibir.
"Namanya juga usaha bu, ya neng...".Nay terdiam membuang pandangan.
"Neng...", Nay melotot kesal
"Duh, kalau melotot, matanya bulat indah, tambah cakep..".
Nay dalam hati kesal, biasanya cowok cowok yang PDKT begitu melihat sikapnya yang dingin langsung mundur. cowok ini lain..mana nggak punya modal lagi...
Nay melamun resah, ibunya belum juga datang menjemput, semakin gerah dengan kehadiran cowok lebay disampingnya ini.
Saat pertama kali ku dengar suaramu
Hati kecilku berkata ada sesuatu (I love you)
Mungkinkah dia gadis terakhir untukku
Yg selama ini kudambakan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja
Reff:
Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki hina
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamulah yg terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikitpun aku tak peduli
Pelit senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja
Sebisanya kan kusenangkan kau selalu
Meski hanya dengan sebuah lagu
Lagu tentang cinta
Cintaku kepadamu saat ini
Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki gila
Bermodalkan cinta
Tulus kesetiaan kepadamu
Suara lelaki itu diiringi gitar tiba tiba saja sudah tepat disisi telinganya, Nay melotot galak meski tak urung mengagumi suara ciamiknya cowok kecentilan itu, diam diam Nay menikmatinya dalam hati.
"Suaranya boleh juga..", dalam hatinya dengan senyumnya tertahan.
Bunyi klakson yang sudah dihafalnya, Ibu......
Mobil berlalu, Rio memandangi hingga ujung pandangannya mobil Nay berlalu...
Besoknya lagi, Nay turun dari mobil dengan keangkuhan yang sama, langkahnya tertata menuju fakultas ekonomi. laki laki itu lagi...Nay putar arah, mencoba menghilangkan jejak.
Rio, yang buka lapak sate dikampusnya, laki laki itu sebenarnya gigih, pagi pagi sekali subuh sudah mengantarkan koran, siang sampai sore jualan sate dikampusnya, kalau malam jadi security kampus.
"Neng...I lop yu..".berteriak keras sambil melambaikan tangannya.
Nadine sahabat Nay menarik tangannya "Wah, sekarang gebetanmu tukang sate?, astaga...". tertawa tergelak.
"Ketawa lo sampai puas, gua pusing gimana ngadepin dia, anaknya beda sama yang lain, gigih, "Ehhh..Nay tak sadar setengah memuji.
"Nah lo..naga naganya, ada yang naksir nih..", wajah Nay bersemu merah.
"Dasar lo kucrut, bukan tipe gua...".
"Ehmm..."Nadine ngeledek
"Eh, sopan lo yee, gua ngga disekolahin buat jadi sarjana buat ngedapetin orang kayak dia, gak level..", Nay dengan kearoganannya yang biasa terpancar.
Nadine terdiam..
Jemputan supir belum juga datang, Nay sudah berjam jam menunggu dikantin kampus. hujan sudah mulai deras, Nay kesal. coba tadi dia naik taksi, sebelum hujan datang.
sekilas dilihatnya sekelebat bayangan menghindari hujan.
Rio....lagi lagi, Nay pasrah dengan kemunculan laki laki itu
"Eh, ada neng cantik.."
"Sialan..", makinya dalam hati
"Nunggu jemputan?, atau mau saya antar?". Rio menawarkan jasanya
"Pake gerobak dorong lo yang butut?, mikir lo pake otak....".
"Biar ngga bosen nunggu, main tebak tebakan gimana?". Rio menawarkan solusi, Nay membuang muka.
"Neng, bapak kamu pasti guru bahasa indonesia yah...", goda Rio lagi
"Apaan..bokap gua pengusaha..", Nay judes
"Soalnya bapak kamu sudah mengajari saya bagaimana cara mencintai neng...".gombal Rio
"Garing...", Nay tetap mempertahankan judesnya, "Biar nggak boring, gimana kalau saya nyanyi?," Nay teringat suara bagusnya Rio tempohari, tanpa sadar mengangguk. wajahnya tidak sejudes tadi. untuk pertama kalinya Rio terkesima...senyum itu, benar benar buatnya.."Alamakk..bidadariku tersenyum juga, cantiknya..", melongo sampai Nay memukul pundaknya, "Katanya mau nyanyi, bengong lo..".Rio mengambil gitar yang biasa dibawanya ke lapak.
"Request dong neng..."
"Lagu apa, terserah deh..". Nay mengalah.
Rio memetik gitarnya, Nay memandangnya dengan wajah terpana, cowok itu ternyata makin lama makin dilihat manis juga dan unik.
mobil jemputan Nay datang ",Makasih ya buat suaranya, aku mau pulang dulu...".
Dan sejak itu, Nay sudah tidak pernah judes lagi, kadang kadang mampir ke tempat sate Rio dan menyanyi bersama sama. Entah mengapa ada rasa bahagia yang membuncah dihati Nay setiap kali dekat dengan Rio, dia tidak pernah menemukan kedamaian seperti itu dirumahnya yang besar ataupun ketika hang out bersama teman temannya. ada sesuatu yang berbeda...dengan Rio, dia bisa bercanda dan bercerita tentang apa saja, kadang bisa betah berjam jam ditelpon bercanda ria dengan Rio. pokoknya rasanya sangat menyenangkan dan nyaman. beda dengan suasana dirumah yang begitu kaku dan protokoler, apalagi dengan teman teman yang tiap hari cuma bahas film, fashion dan salon...membosankan.
"Hei..", Nay menepuk punggung Rio yang tengah melamun didepan lapaknya.
"Eh..si neng..!"
"Pulang jam berapa?", Nay bertanya
"Jam lima, neng..!".
"Sekarang aja deh, nggak usah jualan dulu, saya mau ngajak kesuatu tempat..".Nay tiba tiba, Rio terbengong.
"Ok..bos!".
tanpa bertanya apa apa lagi.
Nay mengajak Rio ke tepi sebuah danau, "Aku sering kesini kalau kesepian", katanya sambil melempar batu ke danau.
"Neng, pernah kesepian?". Rio memandang tak percaya, gadis itu harusnya bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.
"Sangat Yo, aku ngga pernah ketemu mama dirumah, sebagai seorang ibu dan anak, mama cuma memperlakukan aku sebagai bonekanya, aku ngga suka jurusan ekonomi, aku cuma dijemput dari kampus terus diantar kemanapun sama supir, bergabung dengan klub "the haves" yang manipulatif dan membosankan. hidupku punya warna sejak ada kamu..", memberanikan diri menggenggam tangan Rio, jantung Rio mendadak bergetar sangat hebat. saat saat seperti ini, cuma ada dalam mimpinya saja..hanya pernah ada dimimpinya.
"Yo..", bibir Rio mendadak terkunci rapat.
"Kamu mau nggak mencium aku Yo?", Rio menatap Nay tak percaya. gadis itu...kesambet apa sampai hari ini mendadak romantis dan melankonis.
Rio mencium kening Nay lembut.
"Cuma kening, Yo?". Nay makin berani.
"Sebagai lelaki aku pasti ingin lebih Nay, tapi kamu perempuan terhormat. aku harus menjaga itu, kita harus mampu saling menjaga diri...". Nay mendadak terisak, menangis tersedu. Rio kaget, "Nay..Nay..aku salah yah, maafkan aku..".
"Aku terharu Yo, aku bahagia, aku ingin dicintai olehmu..", mengeratkan genggamannya.
"Maksudnya?", Rio masih saja tak percaya
"Kamu cinta aku kan Yo?, kamu mau kan jadi orang yang sayang sama aku?". Rio mengangguk bahagia.
Setengah tahun menjalani hubungan backstreet, Nay sudah memperlihatkan separuh dari perubahannya, Nay yang kini baik dan suka menolong, meninggalkan dunia mall dan dugem, Nadine dan teman temannya sudah menangkap perubahan itu. mereka kehilangan donatur yang biasa "mendanai" kegiatan kegiatan salon dan belanja belanja.
Nadine sangat tahu, kedekatan Nay dan Rio penyebabnya...
Nadine sudah pernah menasehati Nay jangan terlalu dekat dengan Rio, namun, Nay tak perduli. hingga akhirnya Nay diancam oleh Nadine untuk diadukan pada ibunya...Nay tidak juga bergeming. cintanya pada Rio lebih besar dari apapun yang menghalanginya.
Hingga suatu hari......
"Nay, ibu tidak suka kamu dekat dengan anak gembel itu..", Ibunya mencoba dengan cara yang halus pada mulanya.
"Dia punya nama mama, Rio.."
"Kamu sudah kemakan cinta buta, pokoknya mama tidak mau tahu, kamu masih dekat dengan dia. maka kakinya akan mama patahkan kedua kakinya..", Nay terhenyak kaget, dia sungguh hafal tabiat kedua orang tuanya, mereka punya banyak kaki tangan untuk melakukan apapun yang mereka mau.termasuk memisahkan Rio dengan Nay.
Nay berlari kekamar dan menangis.
Tengah malam, Nay kabur dan menuju ke rumah Rio membawa baju. Minggat..
Rio membuka pintu dengan wajah setengah kaget dan masih mengantuk
"Nay?"
"Bawa aku pergi dari sini, Yo.., kita kabur dari kota ini..". Rio memeluk Nay dengan hangat. tiba tiba terdengar suara keras dari belakang Nay, Nay sontak kaget. dua orang laki laki memukul Nay hinga pingsan, yang dengarnya hanyalah lenguhan kesakitan dari Rio yang kakinya dilumpuhkan oleh kedua bodyguard yang menguntit Nay dari belakang.
Setelah dua minggu dirawat dirumah sakit, Nay tidak bisa lagi menahan rindunya pada kekasihnya Rio, begitu melihat Rio didepan rumahnya, Nay langsung memeluk hangat.
"Aku merindukanmu, Yo.."
"Aku juga sayang..".dengan kerinduan yang sama
"Kita jangan pisah yah, walaupun apapun yang terjadi?". Rio tidak berkata apa apa..
"Nay..?"
"Apa..?"
"Mulai hari ini kita tidak perlu smsan lagi, telponan lagi yah?", Rio dengan nada serius
Nay kaget "Kenapa?"
"Pake telepati aja, kan hati neng udah ada di abang..hahaha", setengah bercanda, tapi sebenarnya itu adalah kalimat yang serius, karena hari ini Rio sudah akan meninggalkan kota Jakarta untuk terakhir kalinya. Nay memukul bahunya "Kirain serius..", bisiknya manja..Rio hampir menangis. kedua orangtua Nay mengancam akan menghancurkan kehidupan keluarganya dikampung kalau Rio masih nekad melanjutkan hubungannya dengan Nayaka. hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu dan Rio tidak mau menorehkan luka dihati Nay. Nay harus berbahagia melepasnya.
Sudah enam tahun, sejak lelaki itu menghilang, setiap minggu Nay selalu menyempatkan diri ke kantin kampus dimana mereka sering bertemu, bercanda dan bernyanyi bareng.
Rasa rindunya tak pernah pudar..
Nay menolak ikut pindah ke Amerika, dimana kedua orangtuanya sudah duluan pindah kesana.
Mungkin ini penantian terbodoh dan tanpa ujung, tapi Nay selalu percaya...suatu saat Rio kembali, untuknya, benar benar hanya untuknya, dan mencintainya lagi seperti dulu.
- TAMAT-